Gempa 7.0 Skala Ritcher yang mengombang-ambingkan Pulau Seribu Masjid tersebut (Lombok) pada Minggu malam 5 Agustus 2018 itu telah membuat masyarakat banyak kehilangan hal terpenting dalam hidup. Baik keluarga tersayang yang wafat dan tempat tinggal.
Sontak berlarian warga pada malam itu, terutama yang berlokasi di dekat Laut bagian Lombok Utara yang menjadi titik pusat gempa, sehingga tidak ada satu pun bangunan berdiri, kecuali semuanya telah rata dengan tanah. Belum lagi isu Gelombang Tsunami yang terdengar hingga telinga masyarakat ditengah kepanikannya serta gempa yang terus menerus menyusul. Mereka berlarian ke atas kaki Gunung Rinjani dengan maupun tanpa membawa keluarga demi menyelamatkan diri dari isu Gelombang Tsunami.
Namun ada hal yang tidak dilakukan oleh masyarakat pada malam itu. Adalah Sirajuddin, seorang Juru Dakwah dan juga Tokoh Masyarakat di Desa Dangiang, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara yang justru berjalan ke arah pemukiman warga di dekat laut. Ia dengan bantuan alat penerangan dan pengeras suara kecil (Toa) memastikan dan menenangkan warga bahwa isu Gelombang Tsunami tidaklah benar. Sembari melantunkan Ayat Suci Al Quran, Sirajudin terus menerus menenangkan serta mengajak warga agar berkumpul di lapangan Dusun Dangiang Timur dan tidak perlu melanjutkan evakuasi hingga ke atas. Pasalnya jarak menuju Kaki Gunung Rinjani membutuhkan waktu hingga 2 jam.
Sayangnya, atas informasi tidak benar mengenai Gelombang Tsunami tersebut banyak harta dan aset warga yang hilang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Termasuk dari kejadian tersebut telah memakan lebih dari 15 Korban Jiwa yang wafat yang terdiri dari Lansia, Pemuda hingga Balita.
Selebihnya cukup banyak yang mengalami patah tulang dan luka berat. Sementara tidak ada fasilitas umum seperti Puskesmas, Sekolah, hingga Kantor Desa berdiri kecuali semua telah habis diguncang oleh gempa.
Membutuhkan waktu selama empat pekan masyarakat untuk bangkit dan memulihkan keadaan. Sementara dalam waktu yang cukup panjang tersebut, Tim Relawan Inisiatif Zakat Indonesia terus memberi semangat melalui berbagai bantuan dari para Donatur seperti Trauma Healing pada Anak-anak, Remaja hingga Dewasa. Layanan Logistik dan Kesehatan Posko selama 24 jam serta bantuan di masa transisi.
Diawali oleh Assesment lokasi yang langsung ditinjau oleh Direktur Utama IZI bersama Tim ke Lokasi Gempa di Lombok pada Senin, 6 Agustus 2018 satu hari setelah Gempa terjadi.
Selama satu pekan berada di Lombok, Wildhan dan Tim tidak hanya lakukan assesment, dirinya terus bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendata lokasi yang belum tersentuh bantuan. Mentrauma healing, membantu Tim Medis yang kesemuanya turun langsung ke lapangan meski Gempa terus mengguncang hingga 6,5 SR.
Sepekan setelah dilaksanakannya assesment dan penentuan lokasi bantuan, pada akhirnya LAZNAS Inisiatif Zakat Indonesia memilih dan menetapkan Posko Bantuan Peduli Gempa Lombok berada di Desa Dangiang dengan pertimbangan jumlah korban meninggal yang cukup banyak dan tempat tinggal yang lebih dari 90% hancur.
Semula selama satu bulan IZI membagi di tiga titik posko, pertama di Desa Dangiang Lombok Utara sebagai Posko Induk, kedua di Desa Sigar Penjalin yang sama-sama terletak di Lombok Utara serta yang ketiga di Kota Mataram.
Menyusul hal tersebut, sebagai pelaksana Tim Teknis IZI di Lapangan dalam rangka menindaklanjut hasil assesment oleh Tim Kloter Pertama maka aktifitas difokuskan di Desa Dangiang yang pertama kalinya dipimpin oleh seorang Koordinator Lapangan (Korlap) yakni Nana Sudiana sebagai pemegang jabatan Direktur Pendayagunaan dalam struktural IZI.
Pada masa kepemimpinannya, Nana melalui Tim Relawan Lapangan mendata seluruh Dusun yang berada di Desa Dangiang, baik identitas warga, jumlah keluarga, tempat tinggal, penyandang penyakit, tersalurkannya logistik hingga mata pencaharian.
Tercatat berbagai mata pencaharian warga di Desa Dangiang dimulai dari bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Petani Sawah – Jagung – Ubi hingga Kopi, Peternak hingga Buruh Bangunan.
Mengingat kala itu bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha maka IZI beserta berbagai Donatur mendukung dan mengadakan Pemotongan Hewan Qurban berupa Sapi yang berjumlah 45 ekor selama tiga hari pelaksanaan. Hewan Qurban tersebut sengaja dibeli langsung melalui warga yang menternak Sapi. Selain menunaikan ibadah Qurban di Pengungsian Korban Gempa, juga membantu perekonomian warga Dangiang.
Zainul salah satunya, seorang warga Dusun Dangiang Timur yang miliki Hewan Ternak mengaku dirinya sengaja menjual Sapi peliharaannya untuk membangun rumah sementara dan keperluan sehari-hari. Begitu pun seterusnya. Adanya usaha Rumah Potong Hewan yang sudah lama dibangun oleh warga Dangiang juga, menjadi sasaran IZI untuk dijadikan lokasi pemotongan 45 Hewan Qurban tersebut agar warga selain menerima hewan Qurban, juga mendapat upah untuk kebutuhan keseharian.
Hasil pemotongan 45 ekor Sapi tersebut disalurkan lebih dari satu Desa. Dan Samiun selaku Kepala Dusun Dangiang Timur sendiri yang mengantar langsung Daging Qurban IZI ke berbagai Dusun dan Desa di Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.
Tonggak estafet perjuangan tentu harus dilanjutkan, hingga waktu terus berjalan dan memilih Rohandi sebagai Koordinator Lapangan. Rohandi sendiri berposisi sebagai Manajer Pembinaan Mustahik IZI.
Pada masa tugasnya, Rohandi dan Tim mendata jumlah Ibu Hamil dan Bayi dibawah usia satu tahun, kemudian mendata jumlah Sekolah dan Musholla. Hingga pertengahan September 2018, melalui Tim Mohammad Yunus, IZI melalui bantuan dari berbagai donatur telah membantu mendirikan 5 Hunian Sementara, 3 Ruang Kelas, 2 Musholla, ratusan bantuan Logistik dan lebih dari 500 pasien warga yang ditangani oleh Tim Medis IZI.
Bahkan hingga kini, IZI bersama Para Donatur terus memberi bantuan kepada warga korban melalui 200 Program Hunian Sementara, Sekolah, Tempat Ibadah hingga Klinik Kesehatan demi Lombok yang lebih baik.
Rumah Inisiatif IZI di Lombok
Musholla Inisiatif IZI di Lombok
Sekolah Inisiatif IZI di Lombok
Ricky
Leave a Reply