Oleh: Dr. H. Agus Setiawan, Lc. MA (Dewan Pengawas Syariah IZI)
Kemuliaan akhlak Nabi Muhammad saw bukan hanya dirasakan oleh para sahabat. Namun juga disaksikan oleh orang kafir pada masa itu. Bahkan tokoh dan ilmuan non muslim saat ini banyak yang terpesona dengan akhlak Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam.
DR. Zuwaemer, Orientalis Kanada dalam buku ‘Timur dan Tradisinya mengatakan: “Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah termasuk pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa dia adalah seorang reformis, mumpuni, fasih, pemberani dan pemikir yang agung. Tidak boleh kita menyebutnya dengan apa yang bertentangan dengan sifat-sifat ini. Al-Qur’an yang datang besama Muhammad dan sejarahnya menjadi saksi atas kebenaran klaim ini.“
Dalam kesempatan lain Bretly Hiler, Orientalis Jerman dalam bukunya ‘Orang-Orang Timur dan keyakinan-keyakinan mereka menyatakan: “Muhammad adalah seorang kepala negara dan punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum orang-orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya dan sesuai dengan situasi di mana Nabi hidup di antara mereka.
Ia juga mengatakan bahwa, “Nabi ini adalah seorang penyeru kepada agama Tuhan Yang Esa. Dalam dakwahnya, dia menggunakan cara yang lembut dan santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada kepribadiaannya ada dua sifat yang paling utama dimiliki oleh jiwa manusia. Keduanya adalah ‘keadilan dan kasih sayang.”
Kita sebagai seorang muslim, kekaguman pada pesona Rasulullah tentunya harus kita tuangkan dalam bentuk cinta kepadanya, dan juga ittiba’, bukankah esensi mencinta itu patuh, taat dan membela?
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“. (QS. Ali Imran ayat 31).
Wallahu a’lam
Leave a Reply