JAWA TIMUR – Bagi seorang ibu, momen melahirkan adalah momen yang paling membahagiakan dan tak akan pernah terlupakan. Betapa luar biasanya para wanita yang telah dijuluki sebagai ibu. Pengorbanan nya dimulai bahkan sejak janin tersebut baru saja hadir didalam rahimnya, rasa mual, pusing, dan bertambahnya berat badan secara signifikan tentu membuat seorang ibu kurang merasakan nyaman, tapi pastilah semua perempuan akan bahagia dan bersyukur dapat diberi kenikmatan mengandung dan melahirkan.
Saat proses melahirkan sang ibu akan menghadapi beberapa resiko, seperti sobek perineum, kesulitan buang air besar dan kecil, hingga kesulitan untuk berjalan. Seperti yang dialami oleh salah satu penghuni RSP IZI Jawa Timur yakni bu Ika.
Saat bu ika melahirkan anak keduanya secara normal, ia mengalami sobek perineum. Saat ini beliau sedang malakukan observasi lanjutan terkait pereniumnya yang sobek hingga tembus pada anus. Hal itu menyebabkan tidak adanya pembatas antara lubang vagina dengan lubang anus. Efek sampingnya yakni bu Ika tidak dapat mengontrol proses keluarnya feses dikarenakan feses akan keluar begitu saja tanpa proses mengejan.
Saat itu bidan yang menanganinya melahirkan telah menjait perineum yang sobek tersebut, akan tetapi dengan cepat jahitan tersebut robek kembali. Hingga pada pada akhirnya bu Ika dirujuk ke Rumah Sakit DKT Madiun untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Sesampainya disana dilakukan tindakan operasi untuk menutup pembatas yang robek karna proses persalinan tersebut.
Alhamdulillah proses operasi berjalan lancar. Tim dokter menjadwalkan seminggu lagi untuk dilakukan evaluasi hasil operasi. Akan tetapi baru 3 hari bu Ika mengeluhkan tidak dapat BAB dengan lancar. Setelah dievaluasi lebih lanjut oleh tim dokter, ternyata saluran pembuangan feses menjadi bermasalah dikarenakan proses penyambungan pembatas yang kurang sempurna karena keterbatasan alat medis di rumah sakit daerah. Tim dokter RS DKT Madiun akhirnya menyarankan untuk dilakukan operasi tidak lanjut ke RSUD dr. Soetomo Surabaya.
Berbekal uang pinjaman ke tetangga sebesar Rp 3.800.000, bu Ika dan keluarga memutuskan untuk berangkat ke Surabaya untuk melanjutkan pengobatan. Sesampainya di Surabaya bu Ika didampingi yang saat itu di dampingi oleh ibunya sangat bingung dan kalut memikirkan mereka harus tinggal dimana, terlebih lagi kondisi bu Ika membawa Jihan (putri bu Ika) yang masih berumur 6 bulan yang masih membutuhkan asi.
Selesai menjalani observasi tahap awal di Poli Obgyn, bu Ika kembali ke ruang tunggu pasien guna mencari informasi penginapan dekat rumah sakit. Akhirnya beliau tinggal di kos dengan sewa Rp 65.00,00/hari. Setelah tiga hari menginap di kos, bu Ika kembali menjalani kontrol lanjutan.
Saat sedang berada di ruang tunggu pasien, bu Ika ngobrol dengan rekan duduk bangku sebelah terkait banyak hal. Hingga rekan duduknya itu menginformasikan terkait RSP IZI Jawa timur yang memiliki fasilitas penginapan, antar jemput ambulan, dan makanan gratis.
Bu Ika saat itu belum percaya, dibenaknya terlintas keheranan terkait RSP apakah benar gratis. Sembari menyimpan contact person RSP, bu Ika bertanya ke petugas rumah sakit terkait rumah singgah, dan petugas rumah sakit membenarkan bahwa RSP IZI Jawa timur memang memiliki fasilitas penginapan, antar jemput ambulan, dan makanan gratis.
“Aku merasa bersyukur banget bisa mendapatkan informasi RSP IZI ini mbak, saya setiap malem gelisah memikirkan biaya hidup selama di Surabaya, apalagi aku belum pernah ke Surabaya, takut dibohongi orang, apalagi terlihat kita orang dari desa gini. Alhamdulillah saya di terima di RSP, saya nyaman mbak tinggal disini, tidak ada beban pikiran yang menghantui setiap malam, saya bisa fokus ke pengobatan dan ngemong Jihan selama di tinggal ibunya operasi nanti” ungkap bu Painem (ibunda bu Ika)
Saat ini bu Ika sudah menjalani operasi ulang guna membenahi batas antara vagina dan anus, alhamdulillah bu Ika sudah dapat BAB dengan normal, tinggal menunggu kontrol lanjutan untuk dievaluasi terkait luka operasi apakah sudah mengering atau belum.
Leave a Reply