Siapa sih yang tidak suka hartanya jadi berlipat ganda? Semua orang pasti suka dong kalau uang seratus ribu yang dikeluarkan bisa memancing datangnya uang satu juta misalnya.
Nah… Tentunya setiap muslim telah mengetahui, bahwa Allah akan memberikan balasan yang berlipat ganda dan jauh lebih baik dari setiap harta seorang hamba yang digunakan di jalan-Nya. Janji tersebut salah satunya Allah sebutkan dalam surat Al-Hadid. Allah berfirman:
“Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia.”
(QS. Al-Hadid [57]: 11)
Namun bagaimana jika ada orang yang bersedekah dengan niat atau harapan agar hartanya dilipatgandakan oleh Allah?
Sah-sah saja memang, menginginkan rezeki berlipatganda dengan mengeluarkan sedekah, tapi sebenarnya sayang lho kalau niatnya hanya itu saja. Mengapa demikian? Mari simak dulu firman Allah berikut:
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Hud [11] : 15-16)
Inilah ruginya orang yang hanya bersedekah untuk melipatgandakan rezeki:
1. Bisa jadi tidak dapat bagian di akhirat
Ketika bersedekah namun hanya mengharapkan balasan berupa kenikmatan duni, maka itulah yang Allah berikan kepadanya. Namun jika mengharapkan bagi kehidupan akhirat, maka Allah juga akan memberikan apa yang diinginkannya. Karena setia amal bergantung niatnya.
Allah berfirman: “Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syuraa: 20)
Di dalam sebuah hadits juga disebutkan bahwa bagi yang melakukan sebuah amalan namun hanya mengharapkan pahala dunia atau mengejar dunia, maka orang tersebut tidak mendapatkan apapun untuk kehidupan akhiratnya.
“Umat ini diberi kabar gembira dengan kemuliaan, kedudukan, agama dan kekuatan di muka bumi. Barangsiapa dari umat ini yang melakukan amalan akhirat untuk meraih dunia, maka di akhirat dia tidak mendapatkan satu bagian pun.” (HR. Ahmad)
2. Jika tidak mendapat lipatganda rezeki, sangat mungkin akan berhenti bersedekah
Orang yang terbiasa memberikan sesuatu dengan mengharapkan imbalan, biasanya akan semakin termotivasi untuk berbuat lebih ketika memperoleh imbalan yang menurutnya menguntungkan. Namun ketika pemberiannya dirasa tidak mendatangkan keuntungan, maka dia akan berhenti memberi. Orang-orang seperti ini termasuk ke dalam golongan orang yang celaka karena sudah menjadi hamba dunia.
“Celakalah hamba dinar, dirham, qothifah dan khomishoh. Jika diberi, dia pun ridho. Namun jika tidak diberi, dia tidak ridho, dia akan celaka dan akan kembali binasa.” (HR. Bukhari). Qothifah adalah sejenis pakaian yang memiliki beludru. Sedangkan khomishoh adalah pakaian yang berwarna hitam dan memiliki bintik-bintik merah. (I’aanatul Mustafid, 2/93)
3. Tidak akan pernah merasa cukup
Jika orang orang sudah terbiasa memberi atau bersedekah karena Allah tanpa mengharap balasan apapun selain bagi akhorat-Nya, maka hatinya akan lebih lapang dan ikhlas atas pemberiannya tersebut. Berbeda dengan orang yang dalam hidupnya hanya mengejar duniawi, maka apapun yang nikmat yang Allah beri, hatinya tak pernah merasa cukup, sebesar apapun nikmat tersebut.
“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan baginya.” (HR. Tirmidzi no. 2465)
Coba tanyakan kepada diri sendiri, untuk apa dan karena siapa sedekah-sedekah yang kita keluarkan selama ini? Apakah demi mendapat keuntungan berkali lipat semata? Adakah pernah kita niatkan untuk selain-Nya? Misalkan agar dicap sebagai dermawan?
Jika ya, sudah saatnya kita kembali meluruskan niat, agar keberkahan menyertai setiap langkah yang kita ambil. (SH/RI)
Leave a Reply