Konsep rumah singgah pasien merupakan sarana bermalam pasien berobat jalan dari rumah sakit rujukan luar daerah secara gratis. Gambaran umum ini kemudian dikembangkan Rumah Singgah Pasien hasil prakarasa YBM PLN bersama IZI hingga menjadi lebih berdaya dengan kehadiran program pelatihan budidaya tanaman hidroponik.
Target program ini adalah para pasien dan pendampingnya yang tinggal sementara di RSP YBM PLN – IZI. Tujuannya untuk meningkatkan semangat hidup mereka, sekaligus sebagai sarana meningkatkan kemandirian hidupnya pasca-pengobatan.
Sebagai catatan, banyak keluarga pasien yang meninggalkan pekerjaannya demi fokus mendampingi pengobatan anggota keluarganya. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi Inisiatif Zakat Indonesia untuk menciptakan program pemberdayaan pasien dan pendampingnya.
Pembudidayaan tanaman hidroponik bahkan tidak memerlukan bidang lahan yang luas. Di ruang-ruang sempit Rumah Singgah Pasien YBM PLN – IZI, pembudidayaan ini dapat diaplikasikan. Oleh karenanya, setelah sukses pada jilid pertama, RSP IZI Sumatera Utara kembali menghadirkan kembali Pelatihan Budidaya Tanaman Hidroponik Jilid 2, pada kamis lalu(13/02).
Kami Jaga, Kami Rawat, Kami sehat
Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui interaksi dengan lingkungannya. Program pembudidayaan hidroponik ini difungsikan untuk meningkatkan semangat hidup pasien RSP secara khusus.
Tim RSP IZI Sumut memanfaatkan sebagian kecil lahan bangunannya yang berlokasi di Jalan Bunga Lau Dalam, dekat RSUP H Adam Malik, Kecamatan Medan Tuntungan. Dua modul penanaman berbagai jenis tanaman sayuran sehat melalui sistem hidroponik ini tidak menghabiskan banyak biaya, namun hasilnya sangat luar biasa.
Sayuran hidroponik ini merupakan salah satu program unggulan di bidang keterampilan kesehatan bagi penerima manfaat RSP IZI Sumut yang telah diterapkan semenjak 2018 silam. Di tahun 2020 ini slogan “Kami Jaga, Kami Rawat, Kami Sehat” menjadi jargon program.
Biasanya, RSP IZI Sumut melakukan panen sayur-sayuran hidroponik yang sehat dari hasil tanam penghuni secara mandiri per 2 bulan sekali. Karena pasien dan pendamping datang silih berganti, RSP IZI Sumut kembali adakan pelatihan hidroponik jilid 2 bersama pendiri Urban Hidroponik Kota Medan, Wilda Syafrianty dan Erwin.
Produk sayuran hidroponik sangat baik untuk kesehatan. Program ini akan terus dioptimalkan sebagai upaya pengadaan stok bahan makanan bagi para penghuni RSP IZI Sumut.
Harapan lain dari pelatihan hidroponik ini adalah terciptanya peluang kerja baru. Para pasien ataupun para pendamping pasien yang pernah singgah di RSP YBM PLN – IZI mampu kembali berdaya setelah sebelumnya kehilangan lahan usaha akibat fokus kepada terapi pengobatan.
Salah seorang peserta pelatihan, Erniwati (43), merupakan pendamping pasien terlama di RSP IZI Sumut. Ia menuturkan bahwa dirinya bersama penghuni RSP yang lain berhasil menyemai 100 batang sawi jenis Pakcoy, juga selada di sepanjang modul lahan teras RSP Sumut. Dalam waktu tidak lama, hasil semaian akan dipindahkan ke dalam pot-pot hidroponik.
Semenjak tinggal di RSP IZI pada Agustus 2019, ia merasakan beberapa kali panen sayur sawi, pakcoy, dan selada. Menurutnya, jangka tumbuh sayuran hidroponik mencapai 32 hari. Sedangkan hasilnya bisa dimasak dan dinikmati bersama-sama penghuni lainnya.
“RSP ini sangat luar biasa manfaatnya bagi kami. Pelatihan hidroponik ke dua ini, saya semakin paham dan semangat untuk terus berbudidaya sayur sehat dan berencana kembangkan di kampung minimal untuk makan sehari-hari. Harapannya juga bisa dijual ke tetangga sebelah rumah,” ungkap Erniawati pasien terlama di RSP. (Windi/DH)
Leave a Reply