Wudhu adalah membersihkan anggota bagian tubuh tertentu, yaitu wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki dari najis. Tujuan berwudhu adalah menyucikan diri dari hadas kecil sebelum melaksanakan ibadah kepada Allah. Wudhu mempunyai kedudukan yang sangat mulia di dalam Islam, yaitu wudhu merupakan teman dari salat. Tidak sah salat seseorang kecuali dia bersuci (berwudhu). “Tidak akan diterima shalat seorang diantara kalian jika ia berhadas hingga dia berwudhu” [Muttafaqun alaihi, Bukhari (135), Muslim (225)].
Dalam rangka meningkatkan pemahaman mustahik tentang keislaman, Rumah Singgah Pasien YBM PLN-IZI Sumut kembali mengadakan kegiatan pembinaan mustahik. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Hari Selasa, 13 Juni 2023 di Rumah Singgah Pasien YBM PLN-IZI Sumut, Jalan Bunga Lau Dalam nomor 5 Medan mulai dari pukul 17.00 hingga 18.00 WIB. Adapun materi pembinaan yang disampaikan adalah tentang “Kedudukan Wudhu dan Keutamaannya”. Ustadz Muliadi Abu Bakar, Lc berkesempatan menjadi pemateri dalam kegiatan tersebut.
Ustadz Muliadi menjelaskan 11 keutamaan berwudhu. Keutamaan yang pertama adalah cahaya keimanan, berwudhu dinilai separuh dari iman. Orang yang sering berwudhu wajahnya akan kelihatan bercahaya, tetapi hanya malaikat yang dapat melihat cahaya tersebut. Keutamaan berikutnya adalah wudhu merupakan syarat sah salat. Akan sia-sia salat seseorang jika sebelumnya tidak berwudhu atau wudhunya tidak sempurna. Perlu diperhatikan syarat sah dan rukun wudhu, yaitu niat, membasuh wajah, membasuh tangan hingga siku, menyapu rambut, dan membasuh kedua kaki. Keutamaan yang ketiga adalah menjaga wudhu merupakan ciri-ciri orang yang beriman. Berwudhu juga dapat meningkatkan derajat seseorang. Keutamaan berikutnya adalah wudhu dapat membersihkan dosa, dosa-dosa akan keluar dari anggota badan yang terbasuh saat berwudhu.
Keistimewaan lain dari wudhu adalah sebagai pemutus ikatan setan. Ikatan setanlah yang membuat seseorang menjadi malas beribadah kepada Allah, dengan berwudhu dapat melepaskan ikatan tersebut. Selain melepaskan belenggu setan, wudhu juga dapat menjadi obat perasaan was-was yang disebabkan oleh setan, setelah berwudhu perasaan akan menjadi lebih tenang. Wudhu juga akan menjadi perhiasan kita di akhirat nanti serta menjadi penyebab pintu surga dibuka, menjadi jalan pintas menuju surga, dan mendapatkan pujian dari Allah.
Setelah Ustadz Muliadi selesai menyampaikan meteri, para mustahik di rumah singgah diberi kesempatan untuk bertanya. Risha Ayu, salah satu pendamping pasien bertanya kepada Ustadz, “Ustadz, bagaimana cara memberihkan telinga yang benar sata berwudhu?”. Ustadz Muliadi kemudian menjawab, “Membersihkan telinga merupakan sunnah dari wudhu, jika tidak dilakukan pun wudhunya tetap sah. Akan tetapi, jika membasuh telinga saat wudhu ada dua pendapat. Pendapat yang pertama dari mayoritas ulama (Malikiyah, Syafiiyah, dan Hambali) menganjurkan air yang baru untuk mengusap telinga, sementara pendapat yang kedua (Ulama Hanafiyah) berpendapat tidak dianjurkan mengambil air yang baru ketika mengusap telinga”.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB, kegiatan pembinaan pun ditutup oleh Ustadz Muliadi dan diakhiri dengan acara makan bersama pasien dan pendamping pasien. Semoga materi yang disampaikan bermanfaat dan pasien di Rumah Singgah Pasien YBM PLN-IZI Sumut segera diberikan kesembuhan oleh Allah.
Leave a Reply