YOGYAKARTA – Musim kemarau telah tiba, meski masih sesekali hujan mengguyur di beberapa daerah sebagaimana info dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang menegaskan bahwa kondisi musim kemarau tahun 2021 ini cenderung berpotensi kembali basah.
Menurut keterangan peneliti di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN, Erma Yulihastin dalam akun resmi Instagram @lapan_ri, Gabungan vorteks dan anomali suhu permukaan laut lokal yang menjadi point faktor pembangkit yang menyebabkan anomali musim kemarau cenderung basah pada tahun ini terutama di wilayah Indonesia bagian selatan dan timur laut.
Namun, ada beberapa wilayah di Indonesia yang mengalami kekeringan karena tidak ada hujan, seperti di salah satu daerah di Yogyakarta, tepatnya di Kabupaten Gunung Kidul. Wilayah Gunung Kidul merupakan wilayah Yogyakarta yang ketika musim kemarau sangat kesulitan air, karena merupakan wilayah dengan jenis tanah kering.
Selasa (24/8) ini, Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) melakukan dropping air bersih ke Dusun Papringan RT.01, RW 11, Desa Tileng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. Girisubo merupakan daerah di Gunung Kidul yang selalu meminta untuk dilakukan dropping air, karena memang kesulitan air bersih.
“Di daerah sini memang setiap tahun harus ada dropping air bersih pak untuk kebutuhan sehari-hari”, ungkap Ibu Ngatiem salah satu warga di sana.
Wilayah Girisubo juga tidak terdapat sumber air bersih, sehingga ketika musim kemarau tiba warga kesulitan memperoleh air bersih, “Beberapa waktu yang lalu, ada yang nyoba melakukan pengeboran sumur, sudah satu bulan mengebor dan ternyata tidak ada airnya”, lanjut Wanita paruh baya tersebut.
Kedatangan tim IZI Yogyakarta disambut hangat warga sekitar. Mereka langsung berbondong-bondong mengambil air bersih untuk kebutuhan hariannya. Mereka tak lupa mengucapkan terima kasih kepada IZI beserta donatur.
“Saya mewakili warga di sini, mengucapkan terima kasih kepada IZI, semoga air ini bermanfaat bagi warga, dan untuk IZI semoga bisa terus memberikan manfaat kepada sesama”, tuntas Bu Ngatiem.
Leave a Reply