Senyum Jum’at adalah senyum terbaik per pekan yang diadakan Inisiatif Zakat Indonesia Jawa Timur bersama YBM PLN UP3 Surabaya Barat. PAda kegiatan rutin itu dibagikan makanan dan minuman bagi Jama’ah Sholat Jum’at di Surabaya dan Sidoarjo.
Sekitar perbatasan Surabaya dan Sidoarjo cukup banyak PKL yang setiap saat berkeliling menjual dagangannya. Beberapa diantara mereka ada yang mendorong gerobak, keliling jalan kaki, membuka lapak di emperan toko hingga masjid dan ada pula yang mengayuh sepeda.
Salah satu pedagang yang kami jumpai yaitu Bapak Budi. Beliau bersama istri setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 16.00 sore membuka lapak di emperan toko dengan jualan Es Cao, gorengan, dan nasi bungkus hasil masakan sendiri.
Meskipun pendapatan berkurang karena pandemi, mereka merupakan pasangan yang tetap gigih mencari nafkah demi kedua orang anak, juga orangtuanya. Sebagai perbandingan, omzet sebelum pandemi bisa mencapai 200 ribu rupiah per hari, sedangkan kini, menurun hingga setengahnya.
Hingga akhirnya, Tim IZI memborong seluruh dagangan beliau untuk dibagikan keapada Jama’ah Masjid Ash-Shiddiq, Kalijaten, Taman, Sidoarjo.
Pukul 10.00 pagi Sebelum sholat jumat, mereka berdua sudah tiba di halaman masjid. Mereka dengan semangat dan cakatan membungkus es cao dan gorengan yang akan dibagikan kepada Jama’ah. Untuk nasi bungkus sudah mereka siapkan dari rumah.
Pada akhirnya saat setelah sholat jum’at , Tim membagi 65 bungkus nasi, 100 bungkus es cao, dan 100 buah gorengan kepada para jama’ah mulai dari anak-anak, pekerja, tukang ojek hingga orang sekitar.
Selain itu, di Masjid Agung Kemlaten Kebraon, Karang Pilang, Surabaya juga dilaksanakan kegiatan serupa. Di masjid ini Tim IZI memborong Es Dawet Ayu Mas Suroso dan Pentol Bumbu Pecel Bapak Sukardi.
Mas Suroso, Asli Banjarnegara, memiliki satu anak berusia dua tahun dan istrinya yang tinggal di kampung halaman. Mas Suroso tinggal di kosan Karang Pilang. Ia setiap hari keliling sekitar perbatasan Surabaya-Sidoarjo dengan mengayuh rombong Dawet Ayu andalannya.
Pada kondisi serba sulit ini, ia paling banyak menjual 50 gelas gelas es dari pembeli dengan keuntungan bersih sehari tidak sampai 100 ribu rupiah.
Sementara itu Bapak Sukardi penjual pentol yang sudah berusia 65 tahun juga tidak kalah semangatnya dalam mencari nafkah.
Beliau tinggal di daerah Sepanjang Sidoarjo. Tiap hari Sukardi berkeliling mengayuh sepeda rombongnya tanpa kenal lelah demi istri di rumah.
Pentol yang dijual Pak Sukardi merupakan hasil masakan istrinya. Keuntungan yang didapat juga tidak seberapa banyak karena ada kemungkinan kalah saing dengan penjual yang lebih muda dan memakai motor.
Pak Suroso dan Pak Sukardi beserta Istri dengan semangat datang pagi ke masjid untuk membungkus dagangannya yang akan Tim IZI bagikan kepada para jama’ah.
Mereka merasa gembira Karena untuk hari ini akan pulang kerja lebih awal dari biasanya.
“Alhamdulillah, terima kasih banyak sudah borong dagangan saya Pak. Saya jadi senang, istri juga semangat masaknya. Karena biasanya, tiap hari sering tidak habis,” terang Pak Sukardi.
Akhirnya setelah selesai sholat jum’at, dagangan mereka berupa 150 Es dawet ayu dan 100 bungkus pentol bumbu pecel dibagikan kepada para jama’ah yang terdiri dari beberapa santri sekitar masjid, warga, dhuafa, dan para pekerja.
Pada kegiatan ini turut dihadiri perwakilan YBM PLN UP3 Surabaya Barat Bapak Galih serta Bapak Fahmi selaku Manajer ULP PLN Karang Pilang.
Bapak Fahmi pun cukup senang berkesempatan langsung untuk berbagi. “Kita harus mengapresiasi kegiatan seperti ini, memudahkan kita untuk berbagi dengan sesama, semoga kegiatan ini kedepannya terus berlanjut,” tutur Pak Fahmi.
Alhamdulillah, meskipun tidak banyak, namun dengan adanya program Senyum Jum’at ini semoga dapat membahagiakan jama’ah dan membantu penghasilan para PKL sekitar. (Basit/IZIJatim)
Leave a Reply