Di sepuluh hari terakhir, Rasulullah ﷺ menghidupkan malam-malamnya dengan beribadah. Qiyamul lail dan bermunajat adalah santapan malam beliau. Beliau tidak hanya sendirian menghidupkan sepuluh malam terakhir ini, keluarganya pun dibangunkan untuk ikut menyertai.
Bahkan Rasulullah ﷺ menahan diri dari berhubungan badan dengan istrinya di malam hari demi kesungguhan beribadah di sepuluh malam terakhir.
Kebanyakan kita di awal Ramadhan semangat beribadah, namun justru kehilangan tenaga di sepuluh hari terakhir. Sebuah ungkapan menyatakan, permulaan milik semua orang, tapi yang mampu bertahan adalah orang-orang yang serius dan memiliki tekad. Siapa yang mampu bertahan beribadah hingga akhir Ramadhan?
Pertama adalah orang-orang yang ikhlas, ibadahnya karena Allah. Ada ungkapan, yang dilakukan karena Allah akan bertahan terus hingga akhir, yang bukan karena Allah akan gugur di tengah jalan.
Baca juga: Menggapai Lailatul Qadr dengan I’tikaf di tengah Pandemi
Kedua orang-orang yang sabar. Untuk bisa terus beribadah secara konsisten dari awal hingga akhir adalah orang yang sabar. Yang sabar, dia akan menang. Yang teguh, dia akan tumbuh. Yang serius, dia akan bertahan hingga akhir Ramadhan.
Mudah-mudahan kita bisa bersungguh-sungguh beribadah dari awal hingga akhir Ramadhan, terutama di sepuluh malam terakhir demi menggapai kemuliaan Lailatul Qadr. Aamiin.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber: Ustadz Syahroni Mardani, Lc. – Mencari Lailatul Qadr
Leave a Reply