“Dan hamba-hamba yang baik dari ar-Rahman (Tuhan Yang Maha Penyayang) itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati…” (al-Furqan [25]: 63)
Yakni tenang dan lemah lembut penuh tawadu’, tidak sombong, tinggi hati, dan bangga diri. Al-Hasan berkata, “Hamba-hamba yang baik adalah orang-orang berilmu yang memiliki sifat santun. Sementara menurut Muhammad bin Hanafiah adalah mereka yang memiliki sifat lemah lembut dan ‘iffah (menjaga kesucian diri) dari tindakan-tindakan bodoh. Bila ia dipandang bodoh, maka tetap bersikap santun.”
Sebagai contoh, Rasulullah ﷺ senang melayani keluarganya di rumah dan tidak pernah menyiapkan kebutuhan untuk beliau sendiri saja. Rasulullah ﷺ menjahit alas kakinya sendiri, menambal pakaiannya sendiri dan memerahkan susu untuk keluarganya. Beliau memberi makan unta sendiri dan tidak jarang makan bersama khadim (pelayan). Rasulullah ﷺjuga senang duduk bersama orang-orang miskin, berjalan dengan para janda dan anak yatim untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Rasulullah ﷺadalah sosok yang suka membantu, lembut akhlaknya, baik perangainya, indah pergaulannya, serah aura mukanya, suka senyum, tawadu’ tanpa menghinakan diri, pemurah tanpa berlebihan, halus hatinya, menyayangi setiap muslim, bersikap lemah lembut dan santun terhadap mereka.
Ada pula yang berkata, “Taawadu’ ialah kamu melihat dirimu seolah tidak berharga. Barang siapa yang melihat dirinya berharga, berarti belum ada sifat tawadu’ padan dirinya.” Ini adalah pendapat Fudhail dan imam yang lainnya. Semoga sifat rendah hati dapat kita lakukan di manapun dan dalam bersosialisasi dengan masyarakat seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.
Leave a Reply