“Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 268)
IZI-ers, pernahkah merasa takut miskin? atau, pernahkah tergelitik untuk berbuat kikir karena takut miskin? Ya, memang demikianlah bisikan syetan yang menakut-nakuti kita agar enggan mengeluarkan sebagian harta di jalan Allah.
Jangankan bersedekah, kalau bisa mengulur-ulur waktu dalam membayar upah orang lain… atau memotong uang upah orang lain, maka kita akan melakukannya saking takut akan kekurangan harta.
“Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).” (QS. At Taubah: 76)
Ada juga orang yang saking kikirnya, bisa bertengkar hebat dengan orang lain hanya karena berselisih tentang uang berapa ribu Rupiah saja. Atau, marah-marah karena makanannya dicicipi orang lain.
Tahukah bahwa sifat kikir dan takut miskin itu akan membinasakan pelakunya? Abu Bakar’Asshidiq Radiyallaahu ‘anhu berkata: “Orang yang bakhil atau kikir tidak bisa lepas dari salah satu tujuh perkata berikut:
- Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah
- Allah akan membangkitkan penguasa zhalim yang akan merenggut seluruh hartanya setelah menyiksanya terlebih dahulu
- Allah menggerakkan dirinya untuk menghabiskan harta bendanya
- Muncul ide pada dirinya mendirikan bangunan di tempat yang rawan bencana, sehingga bangunan berikut semua harta yang disimpan di dalamnya lalu ludes
- Dia ditimpa musibah yang dapat menghabiskan hartanya, seperti tenggelam, terbakar, mengalami pencurian dan sebagainya
- Dia tertimpa penyakit kronis sehingga hartanya habis untuk berobat
- Dia menyimpan hartanya di sebuah tempat, kemudian ia lupa tempat itu, sehingganya hartanya hilang.”
Astaghfirullah, bukankah sifat kikir ini hanya merugikan diri sendiri? Jangan sampai kita mengikuti bisikan syetan dan hawa nafsu yang menyuruh untuk bakhil pada orang lain.
“Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) di jalan Allah. Lalu di antara kamu ada orang yang kikir, dan barang siapa kikir maka sesungguhnya dia kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah Yang Mahakaya, sedangkan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya). Dan jika kamu berpaling (dari iman dan menaati perintah-Nya) Dia akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu.“ (QS. Muhammad: 36-38)
Bisa diambil kesimpulan bahwa sifat dermawan disukai dan amat dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan sifat kikir amat disukai dan senantiasa dipromosikan oleh syetan yang terkutuk. Ketika kita memilih salah satu dari 2 sifat bertolak belakang tersebut, artinya kita sekaligus memutuskan akan menjadi pengikut kelompok yang mana.
Hampir tidak mungkin seorang yang beriman pada Allah dan Rasul-Nya memiliki sifat pelit, meskipun kikir adalah sifat manusiawi, akan tetapi seorang yang telah beriman akan melepaskan diri dari sifat manusiawi ini.
Maka coba berkacalah jika ada bibit kikir dalam diri kita, itu artinya iman kita dipertanyakan keabsahannya. Masih berani bersikap pelit? (SH)
Leave a Reply