Tingkah anak terkadang menguras emosi. Apalagi jika anak tersebut masih belum dapat memahami arahan orang dewasa. Alih-alih mengingatkan dengan cara yang lemah lembut, malah berujung dengan membentaknya karena emosi. Kalau sudah begini, sebaiknya memperbanyak istighfar deh ya.
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, serta orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 133—134)
Jangan karena dulu ketika kecil pernah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari orangtua lantas kita melakukan hal yang sama kepada anak kita.
Berikut ini beberapa tips menahan amarah pada anak:
- Mengucap ta’awudz
Rasulullah senantiasa mengajarkan kita untuk mengucapkan ta’awudz ketika sedang marah. Seperti yang sudah kita tahulah ya, bahwa marah itu biasanya datang dari setan. Makanya kalau ada orang marah, kalau lupa nggak istighfar dan menyebut nama Allah, bisa jadi kemarahannya tersebut berlanjut ke hal lain seperti memukul, atau hal buruk lainnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, aku mengetahui satu kalimat, jika ia mengucapkannya niscaya hilanglah darinya apa yang ada padanya (amarah). Seandainya ia mengucapkan, (Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk)”. (HR. Bukhari Muslim)
2. Menahan diri dengan diam
Memendam perasaan itu tidak baik, sejumlah penelitian yang dilakukan oleh ahli kesehatan bahkan menyebutkan bahwa berbagai penyakit bisa timbul dari pikiran. Jadi semakin positif pikiran, maka semakin sehat pula tubuh.
Nah, kalau sedang marah dengan anak, jangan langsung meluapkannya secara berapi-api. Percuma kan, toh anak belum dapat memahami pemikiran orang dewasa. Sebaiknya tahan amarah dengan diam hingga mereda, baru deh kalau kepala sudah dingin, cari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam.” (HR. Ahmad)
3. Mengubah posisi tubuh
Mengubah posisi tubuh juga dapat membantu mengatasi emosi yang tengah berapi-api lho. Hal ini diperintahkan oleh Rasulullah dalam hadits:
“Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring.” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Hiban)
4. Jangan Mendoakan Kejelekan padanya
Orang yang marah tidak jarang akan mengucapkan kata-kata yang tidak semestinya diucapkan. Jangan sampai kata-kata tersebut menjadi do’a bagi keburukan si anak. Istighfar. Tidak mau kan kalau kata-kata atau do’a buruk yang keluar dari mulut menjadi kenyataan?
Dari Jabir , ia berkata, “Kami pernah berjalan bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada satu peperangan, dan ada seorang laki-laki berada di atas untanya. Unta orang Anshar itu berjalan lambat kemudian orang Anshar itu berkata, ‘Berjalanlah semoga Allah melaknatmu.’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada orang itu, ‘Turunlah engkau dari unta tersebut. Engkau jangan menyertai kami dengan sesuatu yang telah dilaknat. Kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi diri kalian. kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi anak-anak kalian. Kalian jangan mendo’akan kejelekan bagi harta kalian. Tidaklah kalian berada di satu waktu jika waktu tersebut permintaan diajukan, melainkan Allah akan mengabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim)
5. Berlaku adil pada setiap anak
Anak-anak juga manusia. Perlakukan anak-anak kita secara adil dan tidak pilih kasih. Jika akan menghukum anak-anak yang berbuat kesalahan, berikan hukuman yang sesuai dengan usianya.
“Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa” (QS al-Maaidah:8)
Semoga kita dapat menjadi orangtua yang bijak mengelola emosi. (SH/RI)
Leave a Reply