SURABAYA (IZI News) – Empat tahun silam (Juni 2014), jalanan Jarak – Dolly terlihat lengah. Konon, ketika senja hendak menutup bumi, warga asli perkampungan Jarak-Dolly enggan untuk keluar rumah. Mereka lebih memilih berdiam diri di dalam rumahnya dari pada harus keluar rumah menyaksikan transaksi haram.
Berbeda dengan Ustad Suradi, meski terkenal sebagai tempat lokalisasi Pekerja Seks Komersial (PSK), Ustad Suradi tetap menyambangi tempat tersebut untuk membina ibu-ibu di sana. Ustad Suradi sudah belasan tahun mengabdikan dirinya menjadi pembina sebuah grup pengajian ibu-ibu di daerah lokalisasi. Sebagian besar jamaahnya adalah mantan PSK dan warga sekitar Putat Surabaya.
Dalam penuturannya ketika diwawancarai, Ustad Suradi mengatakan bahwa dirinya tidak lagi memperdulikan perkataan orang-orang yang kebanyakan memandang mereka (ibu-ibu jamaah pengajiannya) sebelah mata. “Saya tidak peduli omongan orang-orang, Mbak. Mereka bilang, mba-mba yang datang ke pengajian itu masih kotor, bekas main, tapi saya tetap berjuang disini,” Jelas Ustad Suradi.
Bapak dua anak tersebut berani menginisiasi pengajian di lokasi tersebut karena tidak ada orang yang mau membina mereka dari sisi spiritual. Pada tahun 2005, jamaahnya bisa dihitung dengan jari tangan, kini jamaahnya sudah 30 orang. “Semua melewati proses, yang penting kita istiqomah dan selalu menjaga niat,” tambah Ustad Suradi. Pengajian tersebut dilaksanakan setiap Selasa dan Jum’at ba’da isya.
Ustad Suradi pun turut berterima kasih kepada IZI perwakilan Jawa Timur atas kunjungannya dan melihat pengajian yang sedang berlangsung. Beliau berharap muslimah di IZI perwakilan Jawa Timur untuk bisa berbagi ilmu kepada jamaahnya. “Kapan-kapan Mbak bisa ngisi kajian kami untuk membahagiakan ibu-ibu disini,” ucapnya Kepada Tim IZI.
Selama pengajian berlangsung, para ibu-ibu datang dengan sukarela. Walaupun tidak ada air minum atau makanan ringan, mereka tetap hadir ke majelis ilmu yang diadakan Ustad Suradi. Hujan pun tidak menjadi halangan. Bahkan ada beberapa jamaah yang harus berjalan kaki sejauh 1 kilometer agar sampai ke lokasi, Masjid Muhammadiyah atau TK Aisyiah, Jalan Putat Jaya Barat VIIIB No. 41, Surabaya.
Melihat perjuangan para ibu-ibu tersebut, Ustad Suradi tetap berusaha istiqomah memberikan tausiyah. Meski kondisi Ustad Suradi sedang tidak fit karena vertigo, akan tetapi tidak menyurutkan semangat beliau untuk membimbing mereka. Besar harapan, ibu-ibu tetap semangat menghadiri majelis ilmu, apapun yang terjadi. “Semoga aktivitas ini menjadi jariah saya. Semoga ada yang bisa diingat dari pengajian ini. Semoga mba-mba tetap semangat mendekat kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin,” tutup Ustad Suradi. (Susi/IZI Jatim/Editor: Agustiana Fajri)
Leave a Reply