Kita diajarkan untuk senantiasa beribadah kepada Allah. Menyebut nama-Nya sebelum melakukan setiap aktivitas. Berbagai macam ibadah dapat kita lakukan dalam satu hari penuh. Mulai dari salat lima waktu, puasa sunah, berinfak atau bersedekah, menolong orang lain yang membutuhkan, dan masih banyak lagi.
Namun ternyata, ada ahli ibadah yang dikatakan bodoh. Mengapa? Karena ia beribadah tanpa adanya landasan ilmu. Mereka banyak mengerjakan ibadah, tapi sebenarnya tidak memahami ilmu penting terkait ibadah tersebut. Misalnya, mereka naik haji, tapi tidak memahami sejarahnya, tujuannya, tata cara yang benarnya, mereka berhaji hanya karena ingin mendapat gelar Haji di depan namanya, supaya semua orang tahu bahwa ia telah mengeluarkan uang banyak untuk ke tanah suci.
Ada juga yang berinfak dan bersedekah tanpa ilmu, ia mengeluarkan sedekah dari hartanya yang haram, yang tentu saja tidak akan diterima oleh Allah kecuali ia mau bertaubat dari mendapatkan penghasilan haram tersebut.
“Di akhir zaman nanti banyak orang ahli ibadah yang bodoh dan ahli qira’ah yang fasik.” (HR. Al Hakim)
Sungguh mengerikan, di akhir zaman ini kita akan banyak menemukan orang ahli ibadah yang bodoh atau tidak memiliki ilmu. Dan juga ahli qira’ah yang membaca qur’an namun melakukan kefasikan.
“Fasik adalah orang yang meninggalkan kewajiban dan melakukan keharaman.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 7: 251)
Al-Qur’an memang seharusnya tidak hanya dibaca, namun dipahami dan diamalkan isinya. Jika orang hanya membaca Al-Quran sebatas di bibir tanpa mau mempelajari isinya, bagaimana bisa Al-Qur’an dapat menghindarkannya dari keburukan?
“Di akhir zaman akan ada kebiasaan (buruk) para qari’. Barangsiapa mengalami zaman itu, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Mereka orang-orang busuk. Kemudian, pada saat itu tidak malu-malu lagi orang berzina. Pada saat itu, orang yang berpegang teguh pada agamanya bagaikan orang yang memegang bara. Pada saat itu, orang yang berpegang teguh pada agamanya, pahalanya bagaikan pahala lima puluh orang.
Para sahabat bertanya, “(lima puluh orang) dari kami, ataukah dari mereka?” Rasul menjawab, “Bahkan, dari kamu sekalian.”
Bukan hanya ahli ibadah yang berbuat fasik saja yang akan muncul pada akhir zaman nanti, tetapi juga ahli ibadah yang jahil/bodoh. Keduanya sama bahayanya.
“Waspadalah dengan bahaya orang alim yang suka maksiat dan ahli ibadah yang jahil (alias: bodoh). Bahaya keduanya adalah bahaya bagi orang banyak. Siapa yang merenungkan bahaya yang menimpa umat ini, maka asalnya dari kedua golongan ini” (Ighotsatul Lahfan, 1: 229).
Apa yang harus dilakukan? Tentu saja dengan mempelajari ilmu agama dan mendalaminya, Sebab orang yang berilmu akan tidak mudah untuk disesatkan.
“Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang ahli ibadah, seperti keutamaanku atas orang yang paling awam di antara kalian….” (HR Tirmidzi).
Jadi jangan lelah untuk mempelajari Islam dengan sebenar-benarnya agar kelak ilmu yang dipelajari dapat semakin mendekatkan kita kepada Allah dan menghindarkan diri dari kebodohan. (SH/RI)
Leave a Reply