Bagaimana mengukur seberapa besar kebahagiaan kita hidup di dunia ini? Ternyata ada 7 indikator yang bisa dilihat.
Seseorang yang memiliki kecantikan, kemewahan, kesehatan, dan kecerdasan sekalipun belum bisa disebut bahagia jika ternyata ia tak memenuhi 7 indikator ini. Oleh sebab itu, coba yuk pelajari apa saja indikator kebahagiaan dunia yang dimaksud:
- QALBUN SYAKIRUN (hati yang selalu bersyukur).
Seseorang takkan mungkin merasa bahagia jika hatinya tak pernah merasa cukup. Sekalipun rumahnya dibangun 7 lantai seperti mall, garasi penuh mobil mewah, namun ia takkan menemukan rasa bahagia jika jatinya tidak pandai bersyukur. Belajarlah untuk merasa cukup seberapapun yang dimiliki, maka hati yang bersyukur tersebutlah yang akan melahirkan kebahagiaan.
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah : 152)
- AL-AZWAJU SHALIHAH (pasangan hidup yang shaleh/shalehah)
Pasangan hidup cantik atau tampan memang terlihat menyenangkan, tapi kalau tidak shaleh/shalehah, malah ujung-ujungnya akan menyengsarakan. Apalagi kalau pasangan hobi berkata kasar dan mudah marah, maka rumah bisa menjadi neraka dunia. Na’udzubillah min dzalik.
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 49)
- AL-AULADUL ABRAR (anak yang shaleh/sholehah)
Memiliki anak yang shaleh/shalehah merupakan kebahagiaan dunia yang amat luar biasa, karena seorang anak shaleh akan senantiasa mematuhi orangtuanya, mendoakan orangtuanya, dan senantiasa melakukan amalan-amalan kebaikan, yang membuat bahagia orangtua tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat kelak.
- AL-BAIATU SHALIHAH (lingkungan yang kondusif untuk iman kita)
Bayangkan kalau kita hidup berdekatan dengan orang-orang yang rajin berdusta, suka mengutil, biasa berzina, astaghfirullah… tentulah hidup di dunia ini terasa menyedihkan. Bala bencana akan datang silih berganti berupa hati yang tidak tenang.
Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kita untuk bergaul dengan orang-orang yang shaleh, yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah/keliru.
- AL-MALUL HALAL (harta yang halal)
Harta yang tidak halal hanya akan membawa kesengsaraan. Karena harta tersebut bisa merusak kehidupan kita, baik dalam kehidupan berkeluarga, maupun dalam pergaulan dengan masyarakat luas. Harta yang haram akan mengubah karakter seseorang menjadi penuh keburukan.
- TAFAKUH FID-DIEN (semangat untuk memahami agama).
Kebahagiaan duniawi selanjutnya bisa dirasakan ketika seseorang memiliki semangat untuk memperdalam agamanya. Sebagaimana seorang gamer hobi menelisik game favoritnya. Demikian pula seseorang yang tertarik mempelajari ilmu agama dengan semangat akan merasa bahagia manakala ia berhasil mendapat satu ilmu baru setiap harinya.
- UMUR YANG BARAKAH
Umur yang barokah sebanding lurus dengan manfaat yang diterima orang sekitar akan keberadaan dirinya. Ada orang yang sekalipun telah tinggal puluhan tahun di suatu tempat, namun tak pernah mendistribusikan manfaatnya untuk lingkungan sekitarnya, sehingga usianya berlalu begitu saja tanpa meninggalkan jejak sama sekali. Ibarat pasir yang tertiup angin hingga tak bersisa.
Sudahkah kita memenuhi 7 indikator ini? Jika belum, selama masih mendapat nikmat nafas, hendaknya kita memperbaiki diri menjadi hamba beryukur dan mendistribusikan manfaat untuk lingkungan sekitar.(SH)
Leave a Reply