Berpuasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang sangat istimewa. Namun, bagi ibu menyusui, keputusan untuk berpuasa menjadi dilema. Di satu sisi, menjalankan puasa adalah kewajiban tetapi di sisi lain, kebutuhan nutrisi ibu meningkat untuk mendukung produksi ASI bagi sang buah hati.
Menurut American Pregnancy Association, saat menyusui kebutuhan kalori ibu meningkat sekitar 500–700 kkal per hari dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui. Tubuh juga memerlukan lebih banyak cairan dan nutrisi penting seperti protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Jika asupan nutrisi tidak terpenuhi, ibu bisa mengalami dehidrasi dan kelelahan, sementara produksi ASI bisa berkurang, yang berdampak pada bayi. (sumber: mamaschoice.id)
Secara syariat, Islam memberikan keringanan bagi ibu menyusui untuk tidak berpuasa jika dikhawatirkan akan membahayakan dirinya atau bayinya.
Ulama pun berpendapat bahwa ibu menyusui dapat mengganti puasanya dengan qadha di hari lain atau membayar fidyah jika tidak mampu berpuasa kembali. Terkait cara mengganti puasa, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama.
Sebagian berpendapat bahwa ibu menyusui cukup membayar fidyah tanpa qadha, sementara pendapat lain mewajibkan qadha saja, atau kombinasi keduanya. Imam Nawawi mencatat empat pendapat utama dalam masalah ini, dengan berbagai dalil dan pertimbangan fiqih yang mendukungnya.
Jika Sahabat IZI ingin tetap menjalankan puasa saat menyusui, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar kesehatan ibu dan bayi tetap terjaga. Berikut delapan tips aman berpuasa bagi ibu menyusui berdasarkan pandangan pakar medis:
- Pastikan Kebutuhan Cairan Terpenuhi
Minum setidaknya 2,5–3 liter air per hari, terutama saat sahur dan berbuka. Dehidrasi dapat menyebabkan penurunan produksi ASI dan membuat ibu merasa lemas.
- Konsumsi Makanan Bernutrisi Seimbang
Pastikan menu sahur dan berbuka mengandung karbohidrat kompleks, protein tinggi, lemak sehat, serta buah dan sayur kaya serat dan vitamin.
- Pilih Karbohidrat Kompleks untuk Energi Tahan Lama
Konsumsi makanan seperti oatmeal, nasi merah, atau roti gandum untuk menjaga kestabilan energi selama berpuasa.
- Perbanyak Asupan Protein
Protein sangat penting untuk menjaga produksi ASI dan stamina ibu. Pilih sumber protein berkualitas seperti telur, daging tanpa lemak, ikan, dan kacang-kacangan.
- Jaga Pola Istirahat
Tidur yang cukup membantu tubuh memulihkan energi dan menjaga keseimbangan hormon yang mendukung produksi ASI.
- Kurangi Aktivitas Berat
Hindari aktivitas fisik yang berlebihan agar energi tidak cepat terkuras. Jika memungkinkan, kurangi pekerjaan rumah yang terlalu melelahkan.
- Pantau Kondisi Diri dan Bayi
Jika ibu merasa pusing, lemas berlebihan, atau ASI berkurang drastis, pertimbangkan untuk membatalkan puasa demi kesehatan.
- Konsultasi dengan Dokter atau Ahli Laktasi
Sebelum memutuskan berpuasa, berkonsultasilah dengan tenaga medis untuk mengetahui apakah kondisi tubuh memungkinkan untuk tetap berpuasa.
Berpuasa di bulan Ramadhan memang ibadah yang utama, tetapi kesehatan ibu dan bayi juga harus menjadi prioritas. Jika Sahabat IZI merasa tidak mampu menjalankan puasa dengan baik, ingatlah bahwa Islam memberikan keringanan. Bagi Sahabat IZI yang memiliki uzur syar’i dan tidak dapat berpuasa, Inisiatif Zakat Indonesia menerima fidyah sebagai pengganti kewajiban puasa sesuai dengan ketentuan syariat.
Pen: Ayu L Mukhlis
Sumber: Rumaysho | Detik.com | Mamaschoise.id
Leave a Reply