“Main bola!” Begitu teriak anak-anak dusun Boyotan di balik handphone milik ustadz Hamzah, salah seorang Relawan Posko Inisiatif Zakat Indonesia di Lombok Utara.
Mendengar undangan tersebut, anak-anak TPQ Al Ikhlas dusun Dangiang Timur dengan senang hati menerimanya.
Dusun Boyotan dengan Dangiang Timur saling bertetangga. Meski berbeda desa, komunikasi antar keduanya disatukan oleh alat komunikasi para relawan.
Kebetulan di dusun Dangiang Timur, desa Dangiang, kecamatan Kayangan, Lombok Utara memiliki lapangan futsal. Strukturnya masih bagus dan aman untuk digunakan bersama-sama. Posisinya juga dekat dengan villa yang berlatar perairan Bali. Disepakati lah, kegiatan bermain bola akan dilaksanakan di lapangan futsal tersebut.
Hari Ahad (7/9) ba’da Subuh beberapa bocah dusun Dangiang Timur telah siap dengan undangan dusun tetangga. Permasalahannya, formasi mereka kurang pemain. Maka, mereka minta waktu ke ustadz Hamzah untuk menutup kekurangan yang ada.
Dari arah timur jalan menuju Jl. Lengkukun datang bergerombolan anak-anak didampingi ustadz dan ustadzah mereka.
Pakaian mereka beratribut klub-klub sepakbola terkenal. Mereka adalah Fathan, Aksa, Sandi, Gito, Luthfi, Dani, Ricky, dan lainnya. Setelah memperkenalkan diri, Fathan dan kawan-kawan langsung menuju lokasi pertandingan bocah antara dua dusun berbeda.
Suhu kala itu menunjukkan skala Celcius 26 derajat. Masing-masing tim mempersiapkan diri dengan melakukan pemanasan.
Begitu otot-otot tubuh para bocah telah lentur, dimulailah pertandingan persahabatan 2 dusun : Dangiang Timur vs Boyotan!
Tim Boyotan dikomandoi oleh Fathan. Sedangkan tim Dangiang Timur dipimpin Galuh.
Saat suara keras Hamzah dibunyikan serupa peluit, “priitt!!”, masing-masing tim berebut si bola bundar.
Aksi curi bola dilakukan dengan gerakan kaki yang cepat. Meski lincah, tampak kedua tim bergerak liar; belum memiliki strategi. Hal ini membuat ustadz Hamzah gelisah di pinggir lapangan. Ia pun memberikan arahan kepada anak-anak binaannya.
Benar saja, sekitar sepuluh menit pertandingan, bola berwarna kuning merangsek ke jala tim Boyotan. 1-0 untuk Dangiang Timur.
Beberapa menit kemudian, bola kembali merobek jala binaan ustadzah Salma. Begitupun berikutnya, dan berikutnya. Galuh dan kawan-kawan berpesta gol di bawah arahan sang ustadz.
Pada menit-menit terakhir, tim Boyotan mampu mencuri kesempatan. Gol didapat melalui tendangan Ricky. Satu gol untuk mereka.
Meski kemenangan telak didapat tim Dangiang Timur, lawan mereka perlu diberi apresiasi besar. Gempuran gol Dangiang Timur tidak mengurangi semangat fair play tim Boyotan. Semangat berbuat yang terbaik bagi tim, hingga di akhir permainan.
Subhanallah.
Lombok telah melalui gempa besar bermagnitudo 7. Melalui permainan bocah-bocah pagi tadi, ada sebuah pesan bahwa, apapun yang kita hadapi harus menjaga semangat berbuat yang terbaik hingga akhir hayat.
Penulis: Dzul Ikhsan
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply