Manusia yang memiliki tingkat kepedulian tinggi kepada manusia lainnya adalah pribadi yang rileks menjalani rutinitas sehari-hari. Mereka mampu meredam emosi akibat interaksi dalam pekerjaan dengan menyalurkan potensi dirinya beramal salih untuk kemanusiaan.
Istilah amal salih menjadi rujukan bagi orang-orang baik hati yang secara sengaja melakukan perbuatan baik demi mendapatkan ganjaran baik pula dari Allah SWT. Mereka dengan paradigma pemikiran seperti ini tidak bisa jauh-jauh dari lingkungan yang senantiasa menanamkan nilai-nilai rohani .
Muhammad Akhsa Basri (31) adalah tipikal karyawan pengusung paradigma tersebut. Jabatannya di perusahaan ekspedisi terkenal se-kota Makassar, Sulawesi Selatan, ia tinggalkan demi aktivitas ketenangan hidup yang hakiki. Pria warga kecamatan Sudiang, Makassar, itu akhirnya memilih bergabung di dalam keluarga besar Inisiatif Zakat Indonesia perwakilan Sulawesi Selatan, sebagai pengemudi ambulan.
Gaji yang besar, dan kehidupan mewah terasa kecil di hadapannya. Nilai-nilai rohani dalam kalkulasinya lebih besar, karena kedamaian jiwa adalah segala-segalanya bagi Akhsa. Tipikal orang semacam Akhsa sebenarnya banyak bertebaran di dunia. Namun, ia memilih berani ambil resiko; menunjukkan ia berkarakter koleris (berkemauan keras).
“Ditempat kerja sebelumnya memang berpenghasilan besar, namun penghasilan di IZI lebih berkah daripada sebelumnya”, tuturnya.
Pernah suatu ketika, YBM PLN UP2D Sistem Makassar bekerjasama IZI melakukan penyaluran paket bantuan ke Bulukumba dan Sinjai. Untuk menuju ke sana membutuhkan waktu hingga 8 jam lamanya. Paket YBM PLN UP2D itu dikhususkan untuk para dhuafa di sana.
Kesempatan baik itu tidak disia-sia Akhsa untuk mengabdi. Paket Bantuan YBM PLN UP2D itu pun diantarnya tanpa peduli aral dan rintangan yang ada menuju Kabupaten Bulukumba dan Sinjai, Sulawesi Selatan.
“Pernah sekali kami mengantar ke daerah pedalaman Bulukumba, ada seorang ibu yang menangis dan memeluk saya ketika diberi bantuan. Beliau sambil berterima kasih kepada tim IZI dan pada Donatur, terkhusus YBM PLN yang telah memberikan bantuan,” Akhsa berkisah.
Demi mengingat bantuan mitra IZI tersebut, Muhammad Akhsa ikut menangis terkenang. Hingga saat ini, lulusan SMK Komputer Mutiara Ilmu, Makassar, itu masih setia mengabdi kepada kemanusiaan. (DH)
Leave a Reply