Kita tidak boleh menyiakan-nyiakan kesehatan dan waktu luang untuk tidak taat kepada Allah SWT dan hanya bergantung sepenuhnya kepada amalan yang telah berlalu. Berusahalah untuk memanfaatkan kesehatan, dan bekerja keraslah untuk mengisi waktu luang. Karena, tidak setiap waktu bisa memberikan yang terbaik, dan setiap yang luput bisa didapatkan kembali. Dalam waktu luang itu ada penyimpangan atau penyesalan, dan dalam kesendirian ada kecenderungan atau keresahan.
Umar bin Khathab pernah berkata, “Bagi kaum laki-laki diam itu adalah kelalaian, sedangkan bagi kaum wanita adalah nafsu yang mengambara.”
Bazarjamher mengatakan. “Jika kesibukan itu akan menyebabkan kelelahan, waktu kosong akan menimbulkan pembusukan.”
Seorang yang bijak mengatakan, “Jangan kau biarkan harimu berlalu tanpa manfaat, dan jangan kau tanamkan hartamu pada sesuatu yang tidak produktif. Sebab, umur itu terlalu pendek untuk kau sia-siakan, dan harta itu terlalu sedikit untuk kau simpan dalam hal-hal yang tidak produktif. Terlalu disyangkan bagi orang-orang yang berakal untuk menghabiskan waktunya dalam hal-hal yang tidak bisa dia ambil manfaat dan kebaikannya, dan membelanjakan hartanya untuk hal-hal yang tidak menghasilkan pahala dan ganjaran.”
Nabi Isa a.s. pernah berkata, “Kebaikan itu ada tiga: ucapan, penglihatan, dan diam. Barangsiapa yang ucapannya selain zikir, maka dia telah melakukan sesuatu yang sia-sia. Barangsiapa yang pandangannya tidak untuk mengambil pelajaran, maka sesungguhnya dia telah lupa. Barangsiapa yang diamnya tidak karena berpikir tentang kebenaran, maka dia telah tenggelam dalam ketidakseriusan.”
Sumber : Dr. ‘Aidh al-Qarmi. 2007. La Tahzan. Qisthi Press: Jakarta. hlm. 388
Leave a Reply