(IZI News) – Hujan yang tak pernah kunjung berhenti semenjak tanggal 8 Juli menjadikan Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, terendam banjir. Sebanyak 18 kecamatan terendam air. Di Kecamatan Pondidaha sendiri ketinggian air bisa mencapai 3 meter.
Kecamatan Pondidaha menjadi satu di antara 4 kecamatan yang terparah terdampak banjir. Luapan air sungai Konoweha mengakibatkan 300 warga mengungsi di tenda-tenda yang tersedia.
“Tim Respon Bencana IZI telah melakukan asesmen kepada warga pengungsi dari tujuh desa di kecamatan Pondidaha, wilayah terparah akibat banjir yang terjadi di Konawe. Kebetulan ada beberapa relawan kami yang tinggal di sana,” ungkap Abdul Fajar, koordinator Tim Respon Bencana IZI Sulawesi Tenggara.
Pada kesempatan itu (23/7), Abdul Fajar juga mengisahkan kronologis kejadian pertama kali banjir besar Konawe terjadi melalui sambungan telepon.
“Jadi menurut relawan kami di sana, sekitar pukul 20.15 Wita, Rabu, 8 Juli kemarin, air sungai Konoweha meluap. Alirannya masuk ke dalam rumah-rumah mereka. Curah hujan sangat tinggi bulan ini, memang. Dari 11 desa di Pondidaha ini, 7 desa tergenang air dan terparah,” tutur abdul Fajar mengutip relawan IZI di sana.
Untuk beraktivitas ke luar rumah, warga menggunakan perahu atau rakit sebagai alat transportasi. Tim IZI yang mendatangi tenda-tenda pengungsian bertemu dengan para stakeholder setempat dan berkoordinasi terkait pemenuhan kebutuhan korban terdampak banjir Konawe.
Banjir Konawe kali ini tidak menimbulkan korban jiwa. Namun besarnya dampak yang diberikan menjadikan kondisi para pengungsi cukup mengkhawatirkan, terlebih lagi kemungkinan buruk akibat bencana lain yang dihasilkan wabah Covid-19.
“Saat ini makanan siap saji, air bersih, kelambu, dan obat-obatan, menjadi kebutuhan mendesak para pengungsi. Insyaallah, IZI terus melakukan penggalangan demi terpenuhinya kebutuhan tersebut bagi warga terdampak banjir dari Pondidaha, Konawe,” pungkas Abdul Fajar. (Ed)
Leave a Reply