Yasin (19) tak patah semangat melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu kampus terbaik Kalimantan Timur meski keluarganya memiliki keterbatasa ekonomi.
Pemuda yang baru lulus SMA 8, Balikpapan, itu merupakan bungsu dari Bapak Landoro (almarhum) dan Ibu Wa Musiara (61). Dirinya berhasil diterima kuliah di Jurusan Sistem informasi Universitas Mulawarman (UNMUL) tanpa tes, bahkan dibebaskan biaya kuliah hingga usai.
Sang Ibu bekerja sebagai buruh cuci pakaian dengan penghasilan sekitar 550 ribu rupiah per bulan. Wa Musiara menjadi satu-satunya tulang punggung keluarga selepas Landoro meninggal.
“Ibu kerja jadi tukang cuci. Kerjanya tergantung panggilan. Jadi, kalau ada pakaian kotor ya baru bisa kerja,” kisah Yasin.
Pemilik nama lengkap Muhammad Yasin itu bercerita bagaimana beratnya menjalani hidup tanpa ayah semenjak ia masih duduk di bangku SMP.
“Saya sering merasakan berat hati melihat kondisi keluarga, terutama saat ayah tidak ada. Kakak belum bekerja, ibu masih syok. Saya berinisiatif jualan kantong kresek di pasar demi mendapatkan uang agar membantu mereka. Sedih, dan jadi tidak konsentrasi di sekolah. Tapi itu sudah jalannya,” kembali ia bercerita.
Namun di tengah keterbatasan, Yasin yakin bahwa Allah SWT tidak pernah meninggalkan umatnya yang beriman dan terus ber-tawakkal. Di setiap kesulitan yang muncul, ia selalu yakin, akan adanya jalan keluar.
Kondisi penuh keterbatasan, membuat Yasin tingkatkan kesabaran dan perjuangan menggapai impian berkuliah dan merengkuh gelar sarjana. Menurutnya, menuntut ilmu setinggi-tingginya adalah bekal bagi kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Sebelumya, ingin dirinya menceritakan impian itu kepada ibu dan kakaknya sedari lama. Namun mengingat apa yang tengah keluarganya alami saat itu, tak berani ia terang-terangan berucap kepada mereka.
“Awalnya bilang ke ibu kalau setamat SMA ingin kuliah di UNMUL. Sempat bimbang juga orang tua, tetapi akhirnya mendukung dan akan mengupayakan biaya sebiasanya,” paparnya.
Yasin memang anak yang tekun belajar, selain rajin beribadah. Sejak SD hingga SMA Yasin selalu masuk peringkat 3 besar di kelasnya.
Beberapa kompetisi saat SD dan SMA pernah ia juarai, seperti pemenang terbaik Tilawah Qur’an, juara dua OSN Ekonomi tingkat Kota, dan juara kedua MTQ tingkat kecamatan.
Kesabaran dan ketekunan Yasin dalam belajar berbuah manis. Kini, ia berhasil memperoleh beasiswa KIP Kuliah dari pemerintah sehingga dibebaskan biaya kuliah sampai delapan semester ke depan.
Baginya, pencapaian saat ini tak lepas dari doa orang tua dan dukungan dari berbagai pihak. Ia juga mengutarakan rasa terima kasihnya kepada donatur yang telah menjadi bagian dari program orang tua asuh Inisiatif Zakat Indonesia.
Ia bahkan masih mengingat donatur yang telah mendukungnya semenjak kelas satu SMA melalui program beasiswa pelajar IZI tersebut.
“Untuk ibu Cahyaning Wahyu Utami, saya Yasin. Saya berterima kasih kepada ibu. Tidak akan saya lupakan jasa ibu. Semoga Allah Subhanahu wa Taala membalas kebaikan ibu berkali-kali lipat,” ucap Yasin sembari menggenggam secarik kertas bernamakan orang tua asuhnya. (Aswar/IZI/Kaltim)
Leave a Reply