JAKARTA – Sabtu, 20 Juni 2021 telah dilaksanakan event kajian dan doa bersama yang berjudul “Sabar Menghadapi Ujian”, acara ini dibawakan oleh Ustadz Moh. Sofwan Abbas, Lc., sebagai Da’i Inisiatif Zakat Indonesia.
Event ini juga disaksikan secara online oleh pasien dan pendamping di RSP IZI di seluruh Indonesia. Di dalam event ini akan dibahas bagaimana sikap sebagai seorang muslim atau muslimah agar lebih sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT.
Ustadz Sofwan menjelaskan bahwa ridha adalah lapangnya hati seseorang dalam menerima takdir, disertai dengan tidak hilangnya hal yang ditakdirkan itu, walaupun orang itu juga merasakan kesakitan yang sebanding dengan kekuatan ridhanya. Semakin dia ridha semakin hilang rasa sakitnya.
Selanjutnya Ustadz Moh. Sofwan Abbas memberikan penjelasan terkait perbedaan antara sabar dan ridha, dimana ridha merupakan satu tingkatan diatas sabar.
Didalam sifat sabar seseorang masih berandai-andai seandainya rasa sakit itu hilang darinya, sementara di dalam sifat ridha seseorang sudah tidak lagi berandai-andai hilangnya rasa sakit tersebut, karena hatinya sudah terasa nyaman, bahkan merasa bahagia dengan pahala dan cinta Allah SWT.
Kita sebagai orang yang beriman di perintahkan untuk beriman dengan takdir yang sudah tercatat di Lauh Mahfuzh termasuk takdir untuk menerima ujian dalam hidup
Berikutnya adalah kita perlu meyakini bahwa Allah SWT menguji kita dengan kesulitan, jika kita ridha, sabar dan yakin dengan kebaikan dari Allah SWT, maka akan turun pengumuman ujian bahwa kita akan dapat lulus, dan naik kelas.
Naik kelas yang dimaksud adalah Allah SWT ingin mengetahui apakah kita sabar atau tidak sabar dalam menghadapi ujian, apakah kita ridha atau tidak ridha, apakah kita layak masuk surga yang begitu indah ataupun tidak layak, semuanya itu lewat jalur yang namanya ujian.
Dan tidak hanya ujian kesulitan, terkadang Allah SWT memberikan ujian berupa nikmat kehidupan kepada kita, tapi kita lalai, membuang-buang waktu, durhaka kepada Allah SWT, bersenda gurau, dan menganggap bahwa nikmat Allah tersebut adalah hasil kerja kerasnya dia, hasil kecerdasan dia, hasil keuletan dia padahal itu adalah pemberian dari Allah SWT,
Dan juga diberikannya nikmat adalah merupakan ujian, apakah jika diberikan kenikmatan dia akan memperbanyak dosa atau memperbanyak pahala.
Allah SWT mencintai kita maka ketika Allah melihat kita tidak bertaubat, melihat kita berbuat lalai maka Allah SWT memberikan musibah atau ujian kesulitan kepada kita dengan tujuan agar kita kembali kepada Allah SWT.
Dengan mengeluh dalam ujian tidak akan merubah takdir, Umar bin Abdul Aziz R.A mengatakan bahwasanya orang yang mendapatkan nikmat, lalu nikmat itu dicabut darinya dan dia bersabar, maka kesabaran tersebut jauh lebih baik daripada nikmat tersebut.
Begitupun dengan Ali bin Abi Thalib R.A mengatakan orang yang ridha, takdir akan tetap berlaku dan dia mendapatkan pahala, sedangkan orang yang tidak ridha, takdir akan tetap berlaku dan tidak mendapatkan pahala.
Boleh jadi di dalam hidup kita mengalami sesuatu yang kita anggap tidak baik padahal itu baik menurut Allah SWT
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah : 216)
Di akhir sesi Ustadz Moh. Sofwan Abbas, Lc. juga mengajak seluruh hadirin untuk saling mendoakan diantara sesama, baik pasien dan pendamping yang sedang di RSP dan juga para donatur serta seluruh hadirin yang hadir.
Leave a Reply