Pertama, virus corona adalah takdir Allah SWT
Rukun iman ke-6 adalah mengimani bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik dan buruknya, merupakan ketetapan dan takdir dari Allah SWT. Kaum muslimin wajib mengimaninya tanpa ada keraguan sedikitpun. Wabah virus corona termasuk satu dari sekian banyak ketetapan Allah SWT terhadap makhluk-Nya yang tidak akan terjadi melainkan atas kehendak Allah SWT. Oleh sebab itu, kewajiban kaum muslimin adalah bertawakkal, berdoa, meminta perlindungan, dan meminta pertolongan kepada Allah SWT atas ujian dan musibah yang terjadi.
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Katakanlah, ‘Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuk kami. Dia-lah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman harus berserah diri.” (QS At-Taubah: 51)
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa seseorang kecuali atas izin Allah dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS At-Taghabun: 11)
Kedua, memaksimalkan upaya melindungi diri dari virus corona
Rasulullah SAW memerintahkan agar melindungi diri dari sebaran penyakit menular, dan virus corona adalah salah satu penyakit menular yang berbahaya. Upaya melindungi dan mencegah sebaran virus tersebut dapat dilakukan dengan tidak memasuki wilayah yang diketahui menjadi sebaran corona dan tidak keluar meninggalkan wilayah sebaran corona jika mendapati dirinya ada di dalamnya supaya tidak menularkan kepada wilayah lain, serta melakukan segala upaya yang memungkinkan agar tubuh kita tidak terpapar virus corona.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabada:
وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ
“Dan larilah kalian dari (sebaran) kusta seperti kalian lari dari (kejaran) singa.” (HR Bukhari 5707)
Diriwayatkan dari Abdurrahman bin Auf RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ، فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ
“Jika kalian mendengarnya (tha’un) ada di suatu wilayah, janganlah kalian mendatanginya. Dan jika tha’un itu menimpa suatu wilayah sementara kalian berada di situ, maka jangan kalian melarikan diri keluar darinya.” (HR Muslim 2219)
Ketiga, menjaga wudhu
Wudhu, selain sebagai syarat sah dalam ibadah shalat, wudhu juga merupakan salah satu cara dalam menjaga kebersihan. Ketika seseorang berwudhu, ia akan mencuci anggota badannya dengan air mengalir yang sangat bermanfaat untuk menghilangkan kotoran dan bakteri yang menempel pada badan, mulai dari wajah, tangan dan kaki, sampai saluran pernafasan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan berwudhu meski menjelang tidur.
Diriwayatkan dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا أَخَذْتَ مَضْجَعَكَ، فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ
“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu, maka wudhulah seperti wudhumu untuk shalat.”
(HR Muslim 2271)
Keempat, memperbanyak dzikir, doa, istighfar dan taubat kepada Allah SWT
Dzikir bagi seorang mukmin akan membuat hati menjadi tenang, tidak panik, dan semakin menambah keyakinan serta kepercayaan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du: 28)
Dzikir dapat juga dilakukan dengan berdoa dan istighfar kepada Allah SWT. Diantara doa yang dapat diamalkan agar dijauhkan dan diselamatkan dari musibah ini adalah:
ربَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Al-A’raf: 23)
لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
“Tidak ada Tuhan selain Engkau (ya Allah), sesungguhkan aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS Al-Anbiya’: 87)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ ، وَالجُنُونِ ، والجُذَامِ ، وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit kulit, gila, lepra, dan dari penyakit yang jelek lainnya).” (HR Abu Dawud 1554)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِن جَهْدِ البَلَاءِ، ودَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوْءِ القَضَاءِ، وشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari musibah yang memayahkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk, dan cacian musuh.” (HR Bukhari 6126)
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang jika nama-Nya disebutkan maka tidak ada sesuatu yang membahayakan di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (HR Bukhari 5088)
Kelima, tidak takut secara berlebihan dan tidak pula menyepelekan virus corona
Virus corona adalah musibah dari Allah SWT sebagaimana musibah yang lainnya. Kaum muslimin hendaknya tidak bersikap berlebihan (panik) atau menyepelekannya. Kaum muslimin seharusnya menghadapinya dengan tenang, saling melindungi, dan bergotong royong mencegah penularannya. Rasulullah SAW bersabda:
لَا يُورِدُ مُمْرِضٌ عَلَى مُصِحٍّ
“Janganlah yang sakit berkumpul dengan yang sehat.” (HR Muslim 2221)
وَفِرَّ مِنَ المَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ الأَسَدِ
“Dan larilah kalian dari (sebaran) kusta seperti kalian lari dari (kejaran) singa.” (HR Bukhari 5707)
Rasulullah SAW pernah memegang tangan seorang penderita kusta, lalu meletakkannya di atas nampan seraya berkata:
كُلْ ثِقَةً بِاللَّهِ وَتَوَكُّلًا عَلَيْهِ
“Makanlah dengan percaya kepada Allah dan bertawakkal kepada-Nya.” (HR Abu Dawud 3925)
Jika diri atau saudara terlihat menunjukkan gejala corona, hendaknya segera melaporkan kepada pihak terkait. Rasulullah SAW bersabda:
لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ
“Tidak boleh ada bahaya atau tindakan yang mengundang bahaya.” (HR Abu Dawud 2340)
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
“Seorang muslim adalah yang menjaga kaum muslimin dari lisan dan tangannya.” (HR Muslim 41)
Keenam, muslim yang meninggal karena corona bergelar syahid
Setiap muslim pasti mendambakan mati dalam kesyahidan. Manakala seorang muslim telah berusaha menghindar dari corona, tetapi atas kehendak Allah SWT ia terpapar lalu wafat karena virus tersebut, maka syahid adalah kompensasi yang Allah SWT hadiahkan untuknya. Hal itu sungguh layak baginya.
الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
“Orang yang mati syahid ada lima, yakni orang yang mati karena tho’un (wabah), orang yang mati karena menderita sakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati karena tertimpa reruntuhan dan orang yang mati syahid di jalan Allah.” (HR Bukhari 2829, Muslim 1914)
Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:
الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Mati karena tha’un bagi setiap muslim adalah syahid.” (HR Muslim 1916)
Sumber: Dewan Pengawas Syariah (DPS) Laznas IZI
Gotong royong bersama IZI bantu peket sembako serta paket isoman untuk duafa terdampak Covid-19.
Leave a Reply