DEPOK – Hari ini adalah cuci darah pertama di Klinik Hemodialisa IZI, klinik cuci darah milik Lembaga zakat nasional Inisiatif Zakat Indonesia (Laznas IZI) yang diperuntukan bagi masyarakat penderita gagal ginjal dhuafa, seluruh biaya proses cuci darah ini di tanggung lembaga ini yang mendapat amanah dari masyarakat untuk menyalurkan kepada yang berhak menerima. Tempat yang nyaman, bersih dan para pegawainya yang menyambut dengan ramah, membuat Pak Ata Daam bersemangat dan berharap akan lebih baik, lancar dan badan tidak menggigil, seperti yang di alami di tempat cuci darah sebelumnya.
Pak Ata Daam sudah menjalani cuci darah selama 2 tahun lebih, kondisi ini yang membuat tidak bisa beraktifitas dengan maksimal untuk menafkahi keluarga. Banyak kisah sedih yang dialami Pak Ata Daam selama menjalani ketetapan Allah ini, beliau sempat tidak bisa melihat karena kondisi gula yang tinggi. Alhamdulillah saat ini beliau sudah kembali bisa melihat. Namun, belum cukup sampai disini Allah masih memberikan amanah penyakit lain, yaitu pendengaran yang menurun jauh hampir 100%. Namun semua itu beliau jalanai dengan ikhlas. Alhamdulillah di bulan Mei 2022 Allah mempertemukan dengan Klinik Hemodialisa IZI ini, yang memberikan support seluruh kebutuhan cuci darah, mulai dari akomodasi sampai obat-obatan.
Selama menjalani cuci darah ini Pak Ata Daam sudah tiga kali ganti akses pembuluh darah yang di buat untuk cuci darah. Pertama pemasangan cimino atau arteriovenous fistula adalah operasi kecil untuk menghubungkan pembuluh darah arteri dengan pembuluh darah vena. Proses ini bertujuan untuk membuat akses pembuluh darah untuk cuci darah. Awalnya tangan kanan namun ini tidak bertahan lama karena macet kemudian pindah ke tangan kiri dan ini sama dengan tangan kanan tidak bertahan lama dengan sebab yang sama. Akhirnya dokter memutuskan untuk dilakukan pembuatan CDL (Catheter double lumen) di bahu kanan, ini sifatnya sementara hanya untuk tiga bulan yang nantinya akan dipermanenkan, operasi kecil ini di tanggung BPJS namun kadang pasien gagal ginjal sudah drop duluan membayangkan proses dan prosedurnya yang panjang, terlebih sebelum tindakan operasi ringan ini pasien diwajibkan PCR sebagai protocol kesehatan untuk memastikan pasien terbebas dari virus Corona yang tidak di tanggung BPJS, sehingga sangat memberatkan pasien dhuafa.
Pak Ata Daam saat ini CDLnya sudah berumur lebih 1 tahun dan seharusnya sudah waktunya diganti. Kondisi ini tidak menutup kemungkinan menjadi penyebabnya Pak Ata Daam menggigil saat cuci darah, menurut diagnosa dr.Nuke (dokter pelaksana harian di Klinik Hemodialisa IZI). Kondisi menggigil seperti ini memang sudah biasa dialami oleh pasien gagal ginjal, banyak factor penyebabnya diantaranya bisa jadi karena kondisi medis tertentu, sistem kekebalan tubuh yang lemah, maupun infeksi bakteri. Adanya infeksi patogen di pembuluh darah buatan yang menghubungkan tubuh dengan mesin hemodialisa, atau infeksi bakteri mengontaminasi sumber air yang digunakan untuk melakukan proses cuci darah, sehingga memicu demam dan menggigil saat prosesnya berlangsung
Menghadapi kondisi seperti ini biasanya tim medis sudah mempunyai metode adjuvant (tambahan) terapi yang diberikan kepada pasien. Akan tetapi adjuvant terapi ini yang memberatkan pasien karena diluar paket yang diberikan layanan kesehatan BPJS.
Alhamdulillah dengan adanya Klinik Hemodialisa IZI ini pasien dhuafa tidak perlu lagi khawatir memikirkan adjuvant terapi bahkan obat-obatan support lainya, karena Lembaga zakat Nasional IZI (LAZNAS IZI) melalui Klinik Hemodialisa IZI akan membantu seluruh kebutuhan pasien gagal ginjal. Ternyata beban berat pasien tidak hanya di penyakitnya akan tetapi beban psikologi dalam menghadapi beban hidup.
Terimakasih tak terhingga kepada para donatur dan semua pihak yang telah membantu terlaksananya Klinik Hemodialisa IZI, para pasien bisa kembali tersenyum lebar dan tegar dalam menghadapi amanah penyakit yang Allah SWT titipkan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan rahmat kepada para donatur dan keluarga, Aamiiin.
Leave a Reply