JAKARTA – Niat baik memang mesti diperjuangkan hingga terwujud, apalagi menunaikan perintah agama. Barangkali kalimat tersebut cocok untuk Aldo, seorang pemuda berusia 23 tahun yang berniat melangsungkan pernikahan.
Sehari-hari Aldo bekerja sebagai petugas kebersihan (PPSU) di Kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, niat baiknya untuk menikah tertunda karena kendala biaya. Uang yang ia sisihkan selama dari bekerja sebagai PPSU terpakai untuk keperluan sehari-hari.
“Saya kerja jadi petugas PPSU sudah 3 tahun lebih. Saya juga jadi kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti untuk adik sekolah, makan, listrik, dll. Karena ayah saya sudah lanjut usia sehingga tidak bisa lagi bekerja lagi.” tutur Aldo sambil memegang sapu lidi saat ditemui saat istirahat.
Aldo merupakan tulang punggung keluarga yang menafkahi adik serta ayahnya. Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat sederhana. Tepatnya di atas tanah garapan daerah Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pintu masuk rumah Aldo masih menggunakan gorden kain dan tidak ada kamar mandi di dalamnya. Untuk kebutuhan Mandi Cuci Kakus (MCK), Aldo dan keluarga harus ke kamar mandi umum yang harus bayar setiap kali menggunakannya.
Pertengahan Oktober 2022, Aldo mendapat informasi ada program Membangun Rumah di Surga dari atasannya. Kegiatannya berupa nikah massal gratis yang diadakan oleh Kopkarsyah BSI dan Inisiatif Zakat Indonesia (IZI).
Memang 5 bulan lalu ia telah melamar seorang gadis bernama Windi. Namun proses akad nikah dan resepsi urung dilakukan hingga saat ini karena keterbatasan biaya.
“Saya ikut nikah massal gratis mau menghindari zina Pak dan menempuh jalur halal secara syariat Islam. Memang sudah niat mau nikah sebelumnya, tapi karena kondisi keuangan yang sering terpakai untuk keperluan keluarganya jadi tidak terkumpul. Alhamdulillah, dapat info mengenai nikah masal Kopkarsyah BSI & IZI ini dan saya jalani prosesnya sampai sekarang.” Ucap Aldo sambil tersenyum.
Windi, adalah seorang gadis yang telah dilamar Aldo 5 bulan lalu. Ia tinggal di rumah petakan bersama ibu, adik dan abangnya di daerah Ciputat, Tangerang Selatan.
Windi pernah bekerja di salah satu penyedia jasa warung online namun harus berhenti karena habis kontrak.
Saat ini, Windi merupakan seorang yatim yang ditinggal bapaknya meninggal di tahun 2020. Ia mengungkapkan bila sang ayah meninggal karena angin duduk. Awalnya sang ayah sehat-sehat saja, hingga akhirnya terjatuh setelah cuci muka pulang kerja. Almarhum meninggal tepat dipangkuan anak-anaknya.
“Aku ikut nikah massal Kopkarsyah BSI & IZI ini pengen jauh dari dosa kak. Aku juga kan udah gak ada bapak, jadi biar aku ada yg jaga dan bimbing.” tutur Windi kepada tim IZI.
Windi sudah sangat yakin akan niat baiknya untuk menikah. Tak ada rasa gengsi atau malu di benaknya. Niatnya tentu ingin menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan berharap bisa membangun rumah tangga yang Sakinah Mawaddah Wa Rahmah.
Alhamdulillah, niat baik Windi disambut baik oleh sang ibu. “Saya sebagai ibu, tentu merestui niat baik anak saya untuk menikah. Saya bersyukur dan tidak peduli walau harus mengikuti nikah massal gratis. Yang penting anak saya berfikir benar dan terhindar dari pergaulan yang negatif.” Ucap Bundanya Windi sambil meneteskan air mata.
Program membangun Rumah di Surga dilaksanakan diantaranya adalah untuk membantu masyarakat yang kurang mampu untuk melangsungkan pernikahan secara resmi sesuai aturan yang berlaku.
Salah satu tujuan utama pernikahan dalam Islam adalah menjauhkan dari perbuatan maksiat. Sebagai seorang muslim, kita memiliki panutan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Alangkah baiknya bisa meniru yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Salah satunya menjalankan pernikahan dengan niat yang baik.
Jakarta, 30 November 2022
Panitia Nikah Massal IZI
Leave a Reply