Yogyakarta – Sejak pertama kali diluncurkan pada akhir bulan Desember 2023, program pemberdayaan budidaya pisang ambon yang menyasar 6 orang penerima manfaat rutin mendapatkan pendampingan secara berkala. Pendampingan yang diberikan mencakup berbagai aspek penting dari budidaya pisang ambon, mulai dari pelatihan intensif tentang pengelolaan tanah dan pemanfaatan pupuk organik, hingga konsultasi langsung mengenai pemecahan masalah yang dihadapi para petani di lapangan.
Tim ahli sekaligus fasilitator yang terlibat dalam program ini yaitu dari pihak BPP Sentolo dan Polbangtan kemudian kembali melaksanakan pendampingan pada Jum’at (9/8/24). Fokus pendampingan kali ini adalah eksplorasi terhadap proses pengintegrasian prinsip-prinsip agroekologi. Agroekologi sendiri merupakan pendekatan terpadu yang menerapkan konsep dan prinsip ekologi dan sosial secara bersamaan pada desain dan pengelolaan sistem pangan dan pertanian.
“Dengan memanfaatkan pendekatan berbasis agroekologi, diharapkan dapat meningkatkan hasil panen, memperbaiki kualitas tanah, serta menjaga keseimbangan ekosistem. Hal ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berdaya saing. Sejauh ini saya melihat prinsip agroekologi sudah terintegrasi dengan baik pada program budidaya pisang ambon” ujar Epsi Euriga selaku tim ahli dari Polbangtan.
Purwanta selaku petani penerima manfaat program menambahkan bahwa keterlibatan langsung tim pendamping dalam setiap tahap proses budidaya memudahkan mereka dalam menerapkan praktik agroekologi secara efektif terutama dalam melakukan penanganan ketika terjadi kendala di lapangan. “beberapa waktu lalu beberapa pohon banyak yang terkena virus daunnya kuning terus layu, tapi Alhamdulillah dibantu penanganan sama Hendro (Fasilitator BPP) langsung ditangani jadi bisa terkendali” ujar Purwanta.
Dalam kesempatan yang sama dirinya juga turut menyampaikan terkait perkembangannya sejauh ini dan berharap pendampingan seperti ini terus rutin dilaksanakan “untuk updatenya sekarang beberapa pohon sudah ada yang berbuah, tanaman sela berupa cabai juga sudah beberapa kali panen.” tambah Purwanta.
Leave a Reply