Jakarta – Sudah hampir dua bulan Mustopa tinggal di Rumah Singgah Pasien IZI di Slipi. Pria asal Sumatera Selatan ini merupakan seorang petani dengan empat anak, dua di antaranya masih duduk di bangku sekolah dasar. Keberadaan Mustopa di Jakarta disebabkan oleh kondisi kesehatannya yang memburuk, memaksa dia dan istrinya untuk berobat dan meninggalkan pekerjaan mereka. Selama mereka berada di Jakarta, anak-anak yang masih kecil harus dititipkan kepada keluarga di kampung.
Mustopa awalnya mengalami sesak napas yang tidak jelas penyebabnya. Seiring waktu, suaranya menjadi serak dan dia sering mengalami demam. Karena latar belakangnya sebagai warga kampung dan keterbatasan finansial, Mustopa kesulitan untuk mendapatkan perawatan yang memadai. Saat itu, BPJS kesehatan belum dimiliki, sehingga dia hanya dapat berobat secara terbatas. Setelah BPJS akhirnya terdaftar, keluarga membawa Mustopa ke puskesmas kecamatan yang kemudian merujuknya ke Rumah Sakit Umum.
Di Rumah Sakit Umum, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Mustopa mengidap kanker kelenjar padat dan harus segera mendapatkan penanganan medis yang lebih lanjut. Pihak rumah sakit menyarankan agar Mustopa dirujuk ke RSUD Bengkulu. Meskipun keluarga telah melakukan segala upaya, keterbatasan fasilitas di RSUD Bengkulu mengharuskan Mustopa untuk dirujuk kembali ke RS Dharmais di Jakarta untuk menjalani operasi.
Menghadapi tantangan biaya perjalanan dan pengobatan di Jakarta, Mustopa dan keluarga bergantung pada bantuan dari kepala desa yang mengumpulkan dana dari masyarakat. Pada 21 Juni 2024, Mustopa bersama istri dan anak laki-lakinya berangkat ke Jakarta dan sempat tinggal di kos yang biayanya cukup tinggi. Namun, setelah mendapat informasi, mereka akhirnya mendaftar dan diterima di Rumah Singgah Pasien IZI, yang menyediakan tempat tinggal dan dukungan selama proses pengobatan.
Tim IZI menanyakan harapan Mustopa saat menemuinya. “Saya dan keluarga berjuang sampai di sini, tidak menyangka perjalanan Kami sampai ke sini diterima dengan baik di Rumah Singgah. Kami dari orang yang tidak mampu sangat terbantu dengan adanya RSP. Tidak hanya diberi tempat menginap, Saya berobat ke Rumah Sakit diantar dan dijemput, sampai makan pagi, siang dan malam dikasih. Alhamdulillah Kami sangat bersyukur dan terimakasih. Habis airmata ini untuk merenung betapa baiknya Allah sehingga Allah titipkan orang-orang baik di sekitar Kami. Alhamdulillah Saya juga sudah diangkat tumornya, sekarang hanya menunggu tindakan selanjutnya dari dokter. Harapan Saya semoga dilancarkan pengobatan selanjutnya. Saya ingin cepat pulang, kangen anak-anak yang masih sekolah di kampung. Sudah hampir dua bulan ini di Jakarta, sudah sangat merindukan wajah anak-anak. Kasihan, bapak-ibunya jauh dari mereka.” Ujar Mustopa.
Leave a Reply