Balikpapan – Keputusan berat harus diambil oleh Harfiza, seorang ibu asal Malinau, Kalimantan Utara. Demi menyelamatkan nyawanya dan menghentikan pertumbuhan tumor yang terus berkembang di dalam tubuhnya, ia harus merelakan rahimnya diangkat melalui tindakan medis.
Tumor abdomen dan tumor ovarium yang diderita Harfiza menyebabkan perutnya terus membesar dari waktu ke waktu. Kondisi itu membuat aktivitas sehari-hari menjadi sangat terbatas dan menimbulkan rasa tidak nyaman yang luar biasa. Namun, ia tetap kuat dan tegar menghadapi semua prosesnya.
Di tengah perjuangan ini, sang suami setia mendampingi. Dengan sabar dan penuh kasih, ia mengurus Harfiza meski dalam kondisi ekonomi yang serba terbatas. Keduanya memilih berjuang bersama, melewati satu demi satu ujian hidup yang datang silih berganti. Ketika mengikuti taklim rutin, Harfiza bertanya “ustadz bagaimana nasib saya sudah tidak bisa memiliki anak lagi, karena rahim saya sudah diangkat” tanya sedih Harfiza.
Proses pengobatan yang dijalani Harfiza bukanlah hal mudah. Tapi baginya, kesehatan jauh lebih penting. “Lebih baik kehilangan satu bagian tubuh daripada kehilangan semuanya,” tutur Harfiza dengan lirih namun penuh keyakinan.
Kini, setelah menjalani tindakan operasi pengangkatan rahim, Harfiza masih dalam tahap pemulihan dan kontrol rutin. Kehadiran Rumah Singgah Pasien menjadi tempat yang sangat berarti bagi mereka. Sebuah ruang aman untuk beristirahat, menata semangat, dan melanjutkan ikhtiar menuju kesembuhan.
Leave a Reply