Bone (21/8/25) — Program Lapak Berkah kembali melaksanakan pendampingan ke-2 bagi para Penerima Manfaat (PM) di wilayah Bone. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sulawesi Selatan dan Majelis Telkomsel Taqwa (MTT), sebagai wujud komitmen berkelanjutan dalam membina pelaku usaha kecil melalui pemberdayaan ekonomi berbasis spiritualitas dan etika Islam.
Acara yang berlangsung pada Kamis malam di Jl. Pramuka, Bone, ini diikuti oleh para peserta Lapak Berkah yang sebelumnya telah menerima bantuan modal usaha. Dengan mengusung tema “Cara Berdagang Rasulullah” kegiatan ini menghadirkan Hamdan Amiruddin, S.E. sebagai pemateri utama.
Dalam materinya, Hamdan mengingatkan bahwa keberkahan usaha bermula dari niat yang lurus. “Setiap usaha harus diawali dengan niat lillahi ta’ala, bukan sekadar mencari keuntungan duniawi. Modal pun harus dari sumber yang halal, agar usaha yang dijalankan diridai Allah,” jelas Hamdan. Ia juga menekankan pentingnya meneladani empat sifat Rasulullah dalam berdagang: siddiq (jujur kepada pelanggan), fathonah (cerdas dan inovatif mengikuti perkembangan zaman), amanah (dapat dipercaya sehingga pelanggan menjadi loyal), serta tabligh (aktif mempromosikan dagangan sebagai bagian dari strategi pemasaran). Nilai-nilai inilah yang diharapkan mampu membentuk pelaku usaha yang tidak hanya sukses secara ekonomi, tetapi juga beretika dan penuh keberkahan.

Kegiatan pendampingan ini disambut antusias oleh para peserta. Salah seorang penerima manfaat, Rosmidar, berbagi pengalamannya setelah mengikuti sesi materi. “Setelah ikut pendampingan ini, saya jadi sadar kalau usaha bukan cuma soal untung dan rugi, tapi juga soal keberkahan. Saya lebih semangat untuk menjalankan usaha dengan cara yang jujur, amanah, dan terus belajar. Terima kasih kepada tim Lapak Berkah, IZI, dan MTT yang sudah membimbing kami,” ungkap Rosmidar dengan penuh rasa syukur.
Melalui kegiatan ini, IZI Sulsel dan MTT kembali menunjukkan sinergi nyata dalam membangun masyarakat mandiri secara ekonomi sekaligus berkarakter Islami. Pendampingan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada aspek teknis usaha, melainkan juga pembentukan karakter wirausaha yang beretika, berakhlak mulia, dan berorientasi pada keberkahan.
Leave a Reply