Kendal – Komitmen terhadap pemberdayaan masyarakat terus ditunjukkan oleh PT PLN Indonesia Power UBP Semarang melalui program sosial kolaboratif bersama Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Jawa Tengah. Kali ini, perhatian khusus diberikan kepada enam penyandang disabilitas melalui Program Komunitas Difabel Mandiri, sebuah inisiatif pendampingan usaha yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi difabel melalui bantuan sarana prasarana usaha dan pendampingan berkelanjutan.
Dalam pelaksanaan program ini, para penyandang disabilitas yang telah menjalankan usaha mikro diberikan dukungan berupa peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan usaha mereka. Salah satu penerima manfaat, Rojab, adalah sosok inspiratif yang tinggal di Desa Kangkung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Kendal. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, semangat kerja beliau tidak pernah surut. Sejak pagi buta, Rojab telah bersiap di bengkel tambal ban dan servis sepeda miliknya yang berlokasi tepat di depan rumah. “Alhamdulillah, saat ini saya sudah bisa menggunakan multitester digital dan air impact compressor, sangat membantu saat perbaikan sepeda listrik yang makin banyak digunakan warga,” ujar Rojab saat dikunjungi tim IZI ketika supervisi (27/9/25).

Bengkel Rojab dikenal ramai, terutama saat pagi hari ketika anak-anak berangkat sekolah, serta sore hari ketika warga pulang kerja. Dengan tarif yang sangat bersahabat mulai dari Rp10.000 untuk tambal ban hingga Rp100.000 untuk servis besar penghasilannya kini berkisar antara Rp70.000 hingga Rp170.000 per hari. Namun, tantangan tetap ada. Daya listrik di rumah Rojab belum cukup untuk mendukung penggunaan air impact compressor dalam durasi lama, sehingga sering mengalami padam. Meskipun demikian, beliau tetap menyiasatinya dengan bijak agar layanan kepada pelanggan tidak terganggu.
Sementara itu, Kepala Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat (PPZ) IZI Jawa Tengah, Retno Widowati, menjelaskan pentingnya keberlanjutan dalam program pemberdayaan seperti ini. “Kami tidak hanya ingin memberikan bantuan, tapi juga memastikan bahwa para penerima manfaat benar-benar berdaya dan mandiri. Melalui pendampingan lanjutan dan supervisi, kami ingin terus memantau perkembangan usaha mereka dan memberi solusi atas kendala yang dihadapi,” tutur Retno.
Program Komunitas Difabel Mandiri ini diharapkan mampu menjadi model pemberdayaan difabel yang efektif dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari dunia usaha seperti PT PLN Indonesia Power UBP Semarang, harapannya makin banyak penyandang disabilitas yang dapat menjalankan usaha dengan percaya diri dan mandiri, serta memberi manfaat nyata bagi lingkungan sekitar mereka.
Leave a Reply