Semarang — Di balik setiap senyum para penghuni Rumah Singgah Pasien IZI Jawa Tengah, selalu ada cerita perjuangan yang penuh makna. Salah satunya datang dari Dwi Hartanti (45), pasien kanker serviks asal Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, yang saat ini sedang menjalani rangkaian radiasi dan kemoterapi. Meski kondisinya naik turun, Dwi terus berusaha kuat dengan ditemani penuh kesetiaan oleh kakak iparnya, Muzaroh, sosok yang begitu menyayanginya meski tidak terikat hubungan darah.
Perjalanan hidup Bu Dwi penuh warna. Saat kecil, ia lahir dan dibesarkan di daerah Tawangmangu, di mana ia pernah berinteraksi dengan para mahasiswa KKN yang sering memberinya mainan, jajanan, hingga pakaian. Dari kedekatan itu, ia kerap diajak bermain ke gereja, hingga perlahan merasa nyaman dan akhirnya berpindah keyakinan. Tetapi hidup adalah perjalanan panjang, dan Allah memiliki cara terbaik untuk mengarahkan hamba-Nya.

Dua puluh tahun lalu, ketika takdir mempertemukannya dengan jodohnya, pintu hidayah kembali terbuka. Bu Dwi dengan mantap memilih untuk kembali memeluk Islam. Sejak saat itu ia terus belajar memperdalam agama, meski situasi dan kesibukan sehari-hari tak selalu mudah memungkinkan.
Kini, saat menjalani pengobatan dan tinggal di RSP IZI Jawa Tengah, ia kembali merasakan kedekatan dengan Allah melalui kegiatan-kegiatan keislaman yang dihadirkan layaknya suasana pondok pesantren — mulai dari mengaji, kajian, hingga aktivitas yang menguatkan ruhiyah. Bu Dwi mengaku bersyukur bisa singgah di tempat yang bukan hanya mendukung kesehatannya, tetapi juga menenangkan batinnya. “Di sini saya bisa belajar mengaji lagi, rasanya seperti diingatkan dan dipeluk oleh Allah,” ungkapnya dengan mata berbinar.
Perjalanan Bu Dwi belum selesai. Ia masih harus menjalani proses pengobatan yang panjang. Namun bersama dukungan keluarga, doa orang-orang baik, dan ketenangan yang ia temukan di RSP IZI, ia percaya Allah selalu menyiapkan jalan terbaik [RSP IZI JTG]

Leave a Reply