Sedekah tidak masalah ingin ditampakkan atau disembunyikan, selagi semuanya diniatkan karena Allah subhanahu wata’ala semata. Yang salah adalah jika bersedekah namun niatnya hanya untuk dilihat oleh orang lain. Entah tetangga, rekan kerja, calon mertua, atau siapapun yang diri ingin dilihat olehnya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Orang yang pertama kali dipanaskan dengan (tubuh) mereka api Neraka pada hari kiamat ada tiga golongan…” Kemudian beliau berkata, ”Dan dihadirkan orang yang bersedekah,” sampai dengan sabda Nabi, “Allah berkata: ‘Engkau berdusta. Sesungguhnya engkau bersedekah agar dikatakan dermawan. Begitulah (kenyataan) yang telah dikatakan…,” (HR. Muslim (1095) dari Abu Hurairah).
Inilah beberapa kerugian jika beramal hanya sekedar untuk pencitraan:
- Niat untuk dunia, hanya mendapat dunia
Coba tanyakan kepada diri sendiri, untuk siapa selama ini sedekah diniatkan? Sudahkah itu diniatkan semata untuk Allah, atau ternyata masih ada virus-virus riya’ yang membayangi setiap amal yang dilakukan?
Ketahuilah, bahwa jika sedekah diniatkan untuk selain Allah, maka hanya sebatas itulah balasan yang akan didapatkan. Misalnya sedekah agar mendapatkan balasan harta dan kekayaan dunia, sedekah karena ingin disebut orang yang dermawan.
“Dan setiap yang bernyawa tidak akan mati kecuali dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala (dunia) itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala (akhirat) itu, dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali ‘Imran 3: 145)
- Berpotensi untuk mengungkit-ungkit pemberiannya, sedangkan sedekah yang menyakiti perasaan penerima justru menghanguskan pahalanya
Pahala seseorang dapat menjadi sia-sia jika seseorang yang memberikan sedekah mengungkit-ngungkit pemberiannya dan menyakiti hati si penerima.
Nyatanya masih ada orang yang karena ketidakikhlasannya dalam bersedekah, lantas mengungkit-ngungkit pemberiannya tersebut. Allah melarang keras perbuatan demikian. Bandingkan dengan orang yang memang bersedekah karena Allah, tidak mungkin akan mengungkit pemberiannya tersebut karena dirinya yakin bahwa Allah akan membalas sedekahnya dengan sesuatu yang jauh lebih baik.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima),seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. .” (QS. Al-Baqarah: 264)
- Mengira sudah melakukan yang dicintai Allah, padahal justru melakukan hal yang dibenci oleh-Nya
Jangan pernah merasa menjadi orang yang paling shalih hanya karena sudah melakukan banyak amalan di dunia, karena belum tentu amalan tersebut Allah terima. Orang yang mengungkit-ngungkit pemberiannya juga termasuk salah satu golongan yang dibenci oleh Allah.
Tiga orang yang tidak akan masuk surga : Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, pencandu khamr dan orang yang menyebut nyebut apa yang dia berikan” (H.R Imam Ahmad dan an Nasa’i, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).
Mari kembali meluruskan niat sebelum melakukan ibadah atau amalan sunnah apapun, agar setiap yang dilakukan dapat menjadi berkah dan bernilai pahala. (SH/RI)
Leave a Reply