Hamzah Abdurrohman Al Fajri, Relawan Asykar Kauny yang ditugaskan di Posko Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) di Dusun Dangiang Timur, Desa Dangiang, kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat yang membawa 10 anak Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Miftahul Khair keluar dari Musholla. Mereka jalan berbaris melewati Jalan Lengkukun, lalu belok kiri di pertigaan toko. Dalam keseharian selain mengajar anak-anak, Hamzah sering terlibat dalam proses pembangunan Mushola maupun Sekolah IZI di Desa Dangiang.
Ibu-ibu melihat barisan itu dengan tersenyum, karena ustadz ini terkenal akibat kemurahan hatinya mentraktir es krim hingga mencapai tiga ratus lima puluh ribu rupiah.
Tujuan mereka adalah Villa Dangiang. Maka setelah berada di kantor desa yang telah runtuh, anak-anak TPQ berbelok mendekati lapangan futsal. Di sana lah terletak bungalow, tempat mereka akan berkumpul.
Pemandangan villa sungguh indah. Menghadap ke Laut Bali, siluet Gunung Agung tampak di kejauhan.
Horizon langit tampak tenang. Di sore itu jari-jemari ustadz Hamzah membentuk simbol diiringi ayat 1-9 Surah At Takwir. Ia menyebutnya metode menghapal Qur’an ala Asykar Kauny.
Tamlihon, Ozan, Zahid, Dicky, dan lainnya mengikuti arahan sang ustadz. Awalnya mereka tampak kompak mengikuti. Tetapi saat dicoba satu persatu, kegugupan mulai melanda.
Tim IZI penasaran atas aktivitas tersebut. Maka salah satu dari mereka kami tanya, apakah kegiatan outdoor menyenangkan?
“Senang! Jadi lebih bebas. Jadi lebih tenang,” tutur Nazril.
Sebenarnya, kegiatan menghapal Qur’an di tempat terbuka ini permintaan anak-anak TPQ Miftahul Khair. Ustadz Hamzah hanya memfasilitasi mereka agar suasana mengajar jadi lebih cair.
Ke depannya, mereka sudah menentukan waktu kegiatan outdoor ini menjadi seminggu tiga kali. Menghapal Qur’an Asykar Kauny pun ditutup dengan doa penutup majelis.
Penulis: Dzul Ikhsan
Editor: Ricky IZI Pusat
Leave a Reply