Dari Utsman bin ‘Affan ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling utama di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya.” (HR Bukhari No 4640)
IZI-ers, Al-Qur’an merupakan kitab suci umat muslim yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai penyempurnaan kitab-kitab sebelumnya.
Sudah menjadi kewajiban setiap muslim untuk mempelajari kitab suci-Nya, sebab di dalam Al-Qur’an berisi peringatan dan kabar gembira yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam melaksanakan kehidupan di dunia agar mendapat keselamatan dunia-akhirat.
Dalam membaca Al-Qur’an juga adab-adab yang perlu diperhatikan, berikut di antaranya:
- Dalam keadaan bersuci
Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum membaca Al-Qur’an adalah bersuci.
Tentunya bukan hal yang sulit ya untuk dilaksanakan. Akan tetapi hal ini jangan dijadikan sebagai alasan untuk tidak membaca Al-Qur’an ketika keadaan tidak memungkinkan untuk bersuci atau mempertahankan wudhu.
Misalnya dalam perjalanan ke luar kota menggunakan angkutan umum yang hanya berhenti beberapa kali di rest area. Karena tidak dalam keadaan suci, akhirnya enggan membaca Al-Qur’an dan malah fokus ke gadget.
Dari Abdullah bin Abu Bakr bin Hazm bahwa di antara isi surat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang beliau tulis untuk ‘Amru bin Hazm adalah: “Tidak ada yang boleh menyentuh al Qur’an kecuali yang telah bersuci.” (HR Darimi No 419)
- Memulai membaca quran, mengucap isti’adzah
Jangan lupa juga untuk senantiasa membaca ta’awudz sebelum membaca Al-Qur’an, agar Allah senantiasa melindungi kita dari godaan syaitan yang terkutuk.
Jadi kalau ada yang sering menguap atau selalu mengantuk ketika sedang membaca Al-Qur’an, bisa jadi lupa membaca ta’awudz.
Allah berfirman:
“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16] : 98)
- Membaca dengan tartil dan tidak tergesa-gesa
Allah berfirman:
“atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al-Muzzammil [73] : 4)
Rasulullah terbiasa membaca Al-Qur’an dengan tartil (perlahan-lahan). Tidak terburu-buru sampai tajwidnya ditabrak semua. Dengan membaca secara tartil, memudahkan orang lain untuk menyimak tilawah yang sedang dibaca.
- Membaguskan suara ketika membacanya
Salah satu sunah dalam membaca Al-Qur’an adalah dengan membaguskannya.
Dari Al Barra’ dia berkata; Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Indahkan suaramu dalam membaca AI Qur ‘an.” (HR Nasa’i No 1005)
Tapi jangan lupakan hukum bacaan juga ya. Jangan karena ingin suaranya terdengar bagus lantas mengabaikan tajwidnya. Tidak sedikit lho orang yang begini.
Di sinilah juga pentingnya mempelajari tajwid. Agar setiap orang dapat membaca Al-Qur’an sebagaimana yang Rasulullah ajarkan.
- Membacanya dengan keras/rendah, disesuaikan keadaan.
Bagaimanakah sebaiknya membaca Al-Qur’an, apakah dengan mengeraskan atau merendahkan bacaannya?
Dari Ibnu ‘Abbas dia berkata; “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an, sehingga bila orang-orang musyrik mendengarnya maka mereka segera mencela Al Qur’an dan yang membawanya. Suatu saat Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam membaca dengan suara pelan hingga tidak bisa didengar oleh sahabatnya, maka Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat: ‘Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalannya diantara keadaan yang demikian”
Apakah harus mengeraskan suara atau memelankannya, sesuaikan juga dengan keadaan.
Mengeraskan suara dapat membantu untuk melihat kesalahan dalam membaca baik ketika tilawah sendiri ataupun ketika ada yang menyimak. Namun jika berada di antara non muslim, atau sudah larut dimana sudah waktunya orang untuk istirahat, agar tidak mengganggu maka perlu memlankan suaranya. Jadi sekali lagi, sesuaikan dengan keadaan.
- Memanjangkan bacaannya
Dulu Rasulullah selalu memanjangkan bacaannya agar para sahabat mudah menyimak bacaannya dengan benar. Apalagi dulu para sahabat terbiasa mempelajari Al-Qur’an dengan cara menyimak langsung bacaan dari Rasulullah.
Dari Qatadah ia berkata, Anas pernah ditanya, “Bagaimankah bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia pun menjawab, “Bacaan beliau adalah panjang.” Lalu ia pun membaca: “BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM.” Anas menjelaskan, “Beliau memanjangkan bacaan, ‘BISMILLAH’ dan juga memanjangkan bacaan, ‘ARRAHMAAN’ serta bacaan, ‘ARRAHIIM.'” (HR Bukhari No 4658)
Nah dengan memperpanjang bacaan ketika tilawah, tentunya dapat membantu orang lain untuk mendengar bacaan Qur’an yang benar juga sebagaimana Rasulullah dulu.
- Membaca quran dengan khusyu dan menghayati
Bagi orang yang mengerti bahasa Arab tentunya akan lebih terbantu untuk memahami isi Al-Qur’an. Itulah pentingnya bagi muslim mempelajari bahasa Arab.
Tapi ada juga yang meskipun tidak tahu bahasa Arab, dapat membaca Al-Qur’an dengan khusyu’ bahkan sampai tersedu-sedu.
Dan bagi yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, bacalah juga terjemahannya agar dapat memahami isinya.
Dari Abdullah ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacakanlah Al Qur`an padaku.” Aku pun berkata, “Aku membacakannya untuk Anda, padahal kepada Andalah ia diturunkan?” beliau bersabda: “Sesungguhnya aku suka mendengarnya dari orang lain.” Akhirnya aku pun membacakan surat An-Nisa` dan ketika sampai pada ayat: “Dan bagaimanakah sekiranya Kami mendatangkan manusia dari seluruh umat dengan seorang saksi, lalu kami mendatangkanmu sebagai saksi atas mereka.” Maka beliau pun bersabda padaku: “Cukuplah.” Lalu aku pun melihat kedua mata beliau meneteskan air. (HR Bukhari No 4667)
Itulah beberapa adab dalam membaca Al-Qur’an. Semoga dengan mengamalkannya dapat membantu IZI-ers lebih memahami kitab suci Al-Qur’an dan mendekatkan diri kepada Allah. (SH/RI)
Leave a Reply