Awaludin pantas disebut suami siaga. Belajar dari gempa tertanggal 29 Juli 2018, ia menginstruksikan keluarganya untuk tidak bermalam di dalam gedung rumah.
Pria yang pernah menjadi TKI itu sangat perhatian atas peringatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Awaludin pun membangun tenda di halaman rumahnya; ia masukkan istri dan anaknya di dalam.
Dan benar saja, gempa utama bermagnitudo 7 meluluhlantakkan seluruh Lombok, termasuk dusun Dangiang Timur.
Awaludin selamat beserta istri dan anak semata wayang-nya. Takdir pun memberikan ganjaran atas kesiap-siagaannya menjaga keluarga.
Sebuah rumah sementara berukuran 6×3 meter dibangun di atas fondasi lama rumahnya. Rumah tersebut donasi dari Badan Dakwah Islamiyyah Pertamina Hulu Mahakam.
IZI menyalurkan donasi tersebut sesuai keperuntukkannya : Program Rumah Inisiatif untuk ibu dan bayi.
Awaludin memiliki anak bayi bernama Ricky Al Fateh. Usianya sudah menginjak satu tahun.
“Pada 2015 lalu saya kehilangan anak perempuan. Ricky ini anak saya satu-satunya saat ini,” jelas Awaludin.
Saat ditanya pesan dan kesan pria tersebut atas rumah sementara berwarna merah-manggis itu ia lebih banyak berterimakasih, karena anak kecilnya yang semata wayang tidak lagi tinggal di bawah tenda.
“Terima kasih kepada para donatur. Semoga bantuan yang diberikan menjadi Rahmat dari Allah SWT.” Tutupnya.
Leave a Reply