Aisyah adalah seorang balita yang saat ini berusia 1,5 tahun didiagnosa Hydrocephalus sejak dari lahir. Mengutip dari situs web Scrib.com bahwa Hydrocephalus adalah gangguan fisiologi CSF. Sekresi CSF oleh pleksus koroid adalah proses aktif secara metabolik yang melibatkan pompa ion dan sistem enzim mirip dengan yang ditemukan di tubulus distal ginjal. Hal ini yang menyebabkan penderitanya mengalami pembengkakan di otak karena penumpukan cairan, Dan hal itupun dialami oleh aisyah.
Aisyah merupakan anak kedua ibu Sri Hartini (29 thn) yang saat ini tinggal bersama orangtuanya di Jl. Lemah Hegar Kelurahan Sukapura Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Rumah ini di bangun di atas tanah KAI yang sewaktu-waktu bisa digusur. Sebelumnya ibu Sri sempat mengontrak namun karena beberapa kali menunggak akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung di rumah orang tuanya. Dalam aktivitasnya ibu Sri fokus menjadi IRT Sementara sang suami bekerja sebagai buruh disebuah depot air daur ulang.
Sejauh ini Aisyah sedang berobat jalan di salah satu Rumah sakit di Kota Bandung. Bersyukur karena mendapatkan BPJS dari pemerintah. Namun Ibu Sri masih kesusahan mengenai kebutuhan lainnya. Seperti operasional berobat, pampers dan juga susu formula khusus yang hanya bisa di beli di apotek-apotek tertentu. Sementara penghasilan keluarga baru cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
Di kondisi seperti itu tiba-tiba ayah aisyah pergi tanpa pamit, tidak menafkahi dan tidak mengabari. Hanya ada informasi dari keluarganya bahwa dia sedang berada di suatu tempat yang jauh dari Kota Bandung. Kini ibu sri makin kesusahan, dan hanya mengandalkan pemberian dari orangtuanya yang juga penghasilanya tidak seberapa. Ayahnya seorang buruh pengantar air galon isi ulang dan ibunya penjual kopi di emperan.
Dari saat itu anak pertama Ibu Sri bernama Qonita terbiasa menggendong adiknya menggunakan gendongan dari samping kebat yang diikat sedemikian rupa. seperti halnya ketika pengantaran ke sekolah, ibu sri menyetir motor dan qonita menggendong. Untuk menghemat bensin terkadang ibu sri menunggu qonita sampai jam sekolah berakhir. Begitupun saat melakukan kontrol ke Rumah sakit.
Karena penyakit tersebut juga aisyah tidak bisa mengeluarkan suara termasuk juga menangis sebagaimana balita pada umumnya. Team pernah mendengar bahwa cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Tidak terbayang bagaimana menjeritnya aisyah dan qonita saat cinta pertamanya pergi di kondisi seperti itu.
Pengobatan Aisyah masih sangat Panjang oleh karena itu Ibu Sri mencoba berbagai cara agar bisa mendapatkan bantuan tunjangan untuk operasional berobat Aisyah. Qodarullah dapat arahan untuk mengajukan bantuan kesehatan ke Laznas IZI Jabar. Alhamdulillah tim berkunjung memberikan pampers dan juga santunan kesehatan untuk Aisyah. ‘’Alhamdulillah dede aisyah ada rezekinya” ucap syukur ibu sri kepada Team IZI.
Uluran tangan sahabat IZI masih sangat di nantikan oleh Aisyah untuk berjuang agar bisa sembuh dari sakit yang dialaminya. Dengan Zakat, infaq dan sedekahnya semoga dapat memudahkan serta meringankan keluarga Aisyah dalam mengatasi proses pengobatannya.
Leave a Reply