Jakarta – Ahmad Zaylani, seorang remaja 15 tahun yang penuh semangat, kini tengah berjuang melawan gagal ginjal yang telah mengubah hidupnya dan keluarganya selama delapan bulan terakhir. Awalnya, gejala penyakit ini muncul ketika Ahmad mengalami pembengkakan di area matanya. Yang semula dianggap hanya alergi, berubah menjadi mimpi buruk ketika seluruh tubuhnya mulai membengkak. Setelah beberapa kali berobat, akhirnya Ahmad didiagnosis gagal ginjal di RSAB Harapan Kita. Saat ini, ia harus rutin menjalani cuci darah, proses yang menguras energi fisiknya dan emosional keluarganya.
Keluarga Ahmad, yang sudah setahun tinggal di rumah mertua karena harus memangkas biaya, terus bertahan menghadapi cobaan ini. Iskandar, ayah Ahmad, bekerja sebagai buruh harian di proyek dengan penghasilan yang tidak selalu cukup untuk menutupi kebutuhan harian dan pengobatan Ahmad. Sementara itu, Nurlaili, ibu Ahmad, sepenuhnya mencurahkan waktu dan tenaganya untuk mengurus Ahmad, bolak-balik ke rumah sakit, sembari mengurus tiga anak lainnya.
Ahmad sendiri tak lagi melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren karena kondisinya. Anak keduanya ini kini hanya bisa berjuang melawan penyakitnya, sementara saudara-saudaranya turut membantu meringankan beban di rumah. Kakaknya, Eka Ramadhani, terpaksa tidak melanjutkan sekolah setelah lulus SMP untuk membantu ibunya mengurus adik-adiknya, termasuk Bayu yang berusia 9 tahun dan Niken yang masih 6 tahun.
Namun, di tengah segala kesulitan, ada sinar harapan yang tak pernah padam. Pada Selasa (17/9/24) tim dari Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) datang memberikan bantuan kesehatan kepada Ahmad di RSAB Harapan Kita. Ahmad dan ibunya menyambut bantuan tersebut dengan wajah penuh syukur. “MasyaAllah, ada saja rezeki yang Allah berikan disaat kami sedang kesulitan,” ucap Nurlaili dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih IZI dan RSAB Harapan Kita atas bantuannya. Kami benar-benar sangat terbantu.” Tambah Nurlaili.
Bantuan tersebut bukan hanya materi, tetapi juga menjadi penyemangat bagi keluarga ini untuk terus berjuang. Ahmad, meskipun menghadapi cuci darah yang berat, tersenyum gembira saat menerima bantuan ini. Sebuah senyum yang menguatkan harapan keluarga bahwa kebaikan dan doa akan selalu ada, meski di tengah ujian berat.
Leave a Reply