Tasya terlahir prematur ketika usia kandungan baru mencapai 6 bulan. Gadis kecil itu tidak mampu berbicara dan tidak mampu berjalan.
Kisah sedih Tasya kecil berlanjut ketika di umurnya yang ke-2 bulan, sang ayah meninggal. Ibunya pun kini sudah tidak lagi mampu menafkahi Tasya.
Gadis kecil itu sekarang tinggal bersama nenek dan kakeknya. Bersama mereka, Tasya hidup bertahan hidup dalam getirnya perekonomian keluarga.
“Saya kerja di Semarang serabutan. Ya pasir, ya batu. Penghasilan cuma Rp. 100.000 perhari. Tapi perjalanan habis 75.000 rupiah. Yaa cuman bisa ngasih 25.000 buat makan,” cerita Mugiyono (53), ketika ditanya oleh tim IZI mengenai penghasilannya sehari-hari.
Paket Anak Sholeh
Di tengah wabah Covid-19 yang makin sulit, IZI bergotong royong dengan berbagi senyum ramadhan bersama Paket Anak Sholeh. Sebanyak 88 paket berisi sembako, mukena atau sarung telah tersalurkan untuk para anak-anak yatim dari kalangan dhuafa yang tinggal di Kota Semarang dan sekitarnya.
“Seneng banget dapet hadiah ini. Terimakasih kak, sembako dan mukenanya,” ungkap Zalva (12) saat pembagian paket berlangsung, Minggu (12/05).
Paket ini diberikan untuk menguatkan ketahanan pangan keluarga penerima manfaat selama masa Covid 19. Selain itu juga upaya menumbuhkan rasa semangat dan bahagia adik-adik yang ditinggal orangtuanya menjalani aktivitas selama bulan suci Ramadhan.
“Terimakasih mas dan mba atas sembako dan sarungnya. Semoga Aldi bisa lebih semangat lagi Ibadahnya,” tutur Aldi (7), penerima manfaat paket anak sholeh yang ayahnya telah meninggal dunia karena sakit.
Leave a Reply