JAWA TENGAH – Berangkat ke RSUP Kariadi Semarang, melakukan pengobatan sinar radiasi atau kemoterapi, lalu pulang lagi ke rumah singgah, begitu seterusnya. Itulah sedikit gambaran rutinitas dari para penghuni RSP IZI Jateng, baik yang dijalani oleh pasien maupun keluarga yang mendampingi. Selain kegiatan rutin berobat ke RS, para penghuni tidak melakukan banyak aktivitas, seperti makan, mencuci, bersih-bersih dan aktivitas harian lainnya. Para penghuni sering merasakan kekosongan waktu selama di rumah singgah.
Sebab, mayoritas di RSP IZI Jateng banyak pasien perempuan dan ada juga beberapa keluarga pendamping yang perempuan, maka RSP IZI Jateng berinisiatif mengadakan pelatihan merajut khusus untuk para ibu. “Para ibu-ibu banyak waktu kosongnya, maka RSP berinisiatif mengajak ibu-ibu yang lebih terampil untuk belajar merajut. Biar ada kegiatan dan siapa tahu bisa jadi usaha”, ujar Wahyu Asmorowati, Kepala RSP IZI Jateng.
Pelatihan merajut ini dibimbing oleh Kak Dina dan Ibundanya, Ibu Tari, ibu dan anak yang juga memiliki usaha dengan produk dari rajutan, mulai dari konektor masker rajut, peci rajut, tas rajut dan sebagainya yang terkenal melalui instagramnya @omahe_rajut.
Pelatihan diadakan di sore hari ba’da Ashar pada Kamis (06/01/2022) setelah semua penghuni selesai pengobatan. Pelatihan merajut diikuti oleh delapan orang dan semuanya ibu-ibu yang berusia lanjut. Meskipun demikian, terlihat para ibu-ibu penghuni RSP antusias dan semangat merajut benang untuk dijadikan tali penghubung/konektor masker, padahal ini pertama kali bagi mereka. Ada ibu Rukini (60), pasien kanker Rahim asal Grobogan yang nampak lincah merajut karena pernah belajar saat muda, “saat sekolah dulu saya pernah belajar merajut , mba, tapi sekarang sudah lupa”, ujar beliau. Sedangkan, ibu-ibu yang lain masih gagal, mengulang lagi, gagal dan mengulang lagi sebab kali pertama belajar untuk mereka.
Dan hingga waktu pelatihan berakhir, kurang lebih satu setengah jam belajar merajut, para ibu-ibu tetap merajut dan tidak beranjak dari tempatnya, meskipun masih belum jadi konektornya tapi para ibu-ibu tetap melanjutkan merajut. “Niat awal ke sini untuk berobat, dapat pelatihan kayak gini bonus. Terimakasih banyak IZI sudah mengadakan pelatihan merajut seperti ini. Sebelum sakit kan saya jual sayur keliling, setelah sakit tidak bisa berjualan lagi. Semoga dengan keterampilan baru ini bisa jadi penghasilan di kemudian hari. Sering-sering aja, mba, mengadakan kegiatan seperti ini”, ungkap ibu Kasini (45), pasien kanker serviks asal Grobogan. (AC-IZI Jateng)
Leave a Reply