Balikpapan (6/8) – Di usia senja, cinta sejati adalah kesetiaan yang hadir dalam dalam lelah dan sakit. Seperti cinta yang tak pernah pudar milik Darmilah dan suaminya. Darmilah, lansia yang berusia 67 tahun asal Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, kini harus menjalani cuci darah secara rutin setiap pekan sebanyak 2 kali. Jarak dari rumah ke rumah sakit yang cukup jauh membuatnya tak mungkin pulang-pergi setiap menjalani cuci darah. Namun Mbah tak sendiri, Ia ditemani oleh sang suami yang setia mendampingi, tinggal sementara di Rumah Singgah Pasien IZI Kaltim.
Sang suami, Rasiban (70), dengan usia yang juga tak lagi muda, terus menjaga dan merawat dengan penuh setia, menemani hari-hari di rumah sakit, maupun saat dirumah singgah. “Tidak tega saya tinggalkan sendiri. Selagi saya masih bisa menemani, akan saya temani terus,” ucap sang suami lirih

Di Rumah Singgah Pasien IZI Kaltim inilah Darmilah menunggu dengan sabar jadwal saat cuci darahnya, sesekali wajah Darmilah terlihat bengkak, karena belum ada tindakan HD. “Nanti kempes itu mba kalau udah selesai cuci darah” ucap suami Darmilah.
Ditengah sakitnya, Darmilah tak lepas dari doa-doa yang ia panjatkan di sholat lima waktunya, dan satu doa yang Darmilah ucapkan kepada pengurus rumah singgah “Semoga semua yang memberi maupun yang diberi, dalam keadaan sehat selalu. Allah yang akan membalas semua kebaikan,” ucap Darmilah dengan mata berkaca-kaca.
Cinta yang mereka tunjukkan bukan sekadar cerita manis, tapi pelajaran tentang ketulusan, kesabaran, dan arti menemani seseorang hingga akhir. Di tengah segala keterbatasan dan perjuangan, Darmilah dan suaminya adalah bukti bahwa cinta tak mengenal usia, dan kasih tak akan pudar meski waktu terus berjalan.
Leave a Reply