Bukittinggi – Fauzatul dan Rauhadatul, merupakan santri penghafal Al-Qur’an 9 juz dan 2 juz yang sedang berkuliah di UIN Syech M. Djamil Djambek, Bukittinggi. Berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. Saat ini, orang tua Fauzatul dan Rauhadatul belum mampu membelikan laptop untuk anaknya sebagai penunjang perkuliahan mereka. Hal ini membuat Fauzatul dan Rauhadatul terpaksa harus meminjam laptop temannya agar bisa menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan mereka. Tetapi, walaupun dengan kondisi demikian tidak mematahkan semangat mereka dalam menempuh pendidikan.

Fatin, adik ketiga Fauzatul juga merupakan calon peserta didik baru pada pondok pesantren Ashabul Yamin, Kec. Candung. Dengan kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat sang ayah belum mampu melunasi biaya pendaftaran sekolah Fatin. Hanya 20% biaya yang baru bisa dibayarkan, dengan kondisi bapak terpaksa harus menjual beras keluarga mereka ditambah dengan hasil panen mereka yang juga belum seberapa. Kondisi tersebut membuat sang bapak harus memohon kepada pihak pondok pesantren agar bisa memberikan keringanan waktu untuk melunasi biaya sekolah Fatin.
Dalnafis (ayah), bekerja sebagai petani, dan Istrinya merupakan seorang ibu rumah tangga. Menghidupi 5 orang anak yang sedang bersekolah. Dengan hasil panen yang tidak seberapa ditambah kondisi perkebunan mereka yang kurang bagus, ditambah harga panen yang rendah membuat bapak kesulitan dalam biaya pendidikan anak-anaknya. Selain pemenuhan biaya pendidikan, Dalnafis juga kesulitan untuk membeli pupuk dan racun sebagai penunjang perkebunan mereka.
Rabu (16/7/25) Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Sumatera Barat bersama Simpul Relawan Indonesia (S.R.I) chapter Bukittinggi turun langsung untuk memberikan santunan penghafal Al-Qur’an untuk Fauzatul, bantuan biaya pendidikan untuk Fatin agar bisa membantu pelunasan biaya pendidikannya saat ini. Serta bantuan modal usaha yang akan digunakan bapak Dalnafis untuk membeli pupuk dan racun sebagai penunjang perkebunan mereka.

Bantuan ini disambut hangat oleh pihak keluarga dan menjadi semangat serta harapan baru bagi keluarga kecil ini. Dalam kondisi penuh haru, Dalnafis beserta ibu mengucapkan rasa syukurnya atas bantuan yang telah diberikan. Ia mengatakan awalnya sempat putus asa dan tidak tahu akan berusaha kemana lagi untuk biaya pendidikan anaknya, tapi dibalik keputusan asaan tersebut Allah SWT. Membalas do’a keluarga ini diwaktu yang tepat. Ia Sangat berterima kasih kepada donatur dan tim IZI, semoga bantuan yang diberikan menjadi berkah bagi donatur dan tim IZI. Beliau memiliki tekad dan cita-cita agar anak-anaknya menjadi anak yang paham agama, berguna bagi agama, dan menjadi tauladan bagi ummat.
Fatin meraih peringkat 1 wisuda MDTA Al-Hidayah dan Terbaik III dalam ujian akhir MDTA di Canduang Koto Laweh. Fauzatul, santri Yayasan Cahaya Peradaban Qur’an, telah menyelesaikan hafalan 9 juz, dengan 5 juz di antaranya di tasmi’kan pada 2023. Kisah keluarga bapak Dalnafis mengingatkan bahwa meskipun hidup terbatas, harapan dan peluang besar bisa tumbuh melalui kepedulian dan kolaborasi. Semoga lebih banyak anak seperti keluarga Dalnafis tetap semangat mengejar cita-cita.
Leave a Reply