Gen Y atau yang disebut dengan Milenial merupakan generasi berkategori pemalas, materialistik, abai terhadap masalah politik, kurang peduli membantu sesama. Mereka juga termasuk dalam kategori over-confident, optimistik, berpikiran terbuka. Tiga sifat terakhir yang disebut terdapat pada diri Bagus Gentara Edgar.
Banyak orang saat ini memilih profesi berdasarkan jumlah materi dan tunjangan yang didapat. Tapi tidak begitu dengan Edgar. Selesai menimba ilmu di Manajemen Rumah Sakit Universitas Indonesia, ia mendapat dua tawaran di lembaga berbeda : The Nature Conservation Flora and Fauna, dan di Rumah Singgah Pasien IZI. Namun ada kekuatan lain yang dirasakan Edgar, yang menggerakkannya bergabung bersama Inisiatif Zakat Indonesia.
“Itu pilihan Tuhan, kalau boleh jujur, mas. Soalnya pada saat yang sama, ada pekerjaan yang ingin sekali saya kerja di situ, dan tinggal mengirimkan berkas. Tapi entah kenapa kaki mengarahkan untuk tetap ke IZI buat tandatangan kontrak setelah interview yang panjang,” aku Edgar kepada tim IZI.
Secara kepribadian, Edgar bukan sepenuhnya Milenial zaman now. Pria kelahiran tahun 1996 itu memang sadar tampilan, tetapi visi hidupnya melompat jauh dari arus modernitas.
Di hadapan tim IZI, Edgar menjabarkan kriteria karir idamannya : yang bebas berinteraksi dengan orang dari berbagai latar kehidupan, beradaptasi dengan lingkungan sekitar, dan tidak terpaku di satu tempat saja.
Edgar mengaku ada pengalaman berbeda ketika mengabdi di RSP IZI. Dia merasa menjadi pribadi yang lebih peka terhadap lingkungan dan lebih pandai bersyukur. Baginya, Rumah Singgah Pasien IZI menjadi rumah kedua baginya. Tempatnya membangun relasi dengan pejuang-pejuang kehidupan sesungguhnya.
Pengalaman tak terlupakan baginya ketika juru masak Rumah Singgah Pasien IZI meninggal dunia. Ia merasakan shock sebagaimana seisi penghuni RSP IZI lainnya. Bersama-sama mereka mengiring jenazah sang juru masak ke tempat persinggahan terakhir di daerah Brebes, Jawa Tengah. Meski saat itu sedang libur, mereka rela mengantar jenazah wanita yang pernah mengisi hari-hari di RSP IZI itu tanpa pernah berpikir hak upah lembur.
Upah Edgar di RSP IZI memang tidak akan memenuhi gaya hidup metropolitan. Namun baginya, pengalaman selama di Rumah Singgah Pasien ini merupakan upah yang paling utama. (FDS/DH)
Leave a Reply