Dalam Islam dikenal 3 istilah yang memiliki makna yang hampir serupa, tetapi memiliki perbedaan, bahkan sebagiannya merupakan bagian dari kata lainya. Jika digambarkan dengan diagram maka bentuknya adalah sebagai berikut:
Infak itu lebih umum sifatnya, baik secara materi maupun non materi, kata berinfak dalam Al-Qur’an dapat bermakna infak di jalan Allah (fi sabilillah) dapat juga bermakna infak di jalan selain Allah Swt. Firman-Nya:
“Sesungguhnya orang-orang kafir menginfakkan (menafkahkan) harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah …” (Al-Anfal: 36)
Infak adalah pembelanjaan harta secara umum. Hanya saja dalam Islam, infak itu harus didasari oleh iman dan di jalan Allah atau fi sabilillah. Lebih khusus dari infak adalah sedekah. Karena sedekah tidak ada yang di jalan selain jalan Allah, karena sedekah itu motifasinya adalah al-qurbah (mendekatkan diri kepada Allah swt) untuk menunjukkan ash shidqu (kesejatian dan kejujuran) sebagai seorang yang beriman.
Secara bahasa sedekah berasal dari kata صَدَقَ يَصْدُقُ صِدْقًا yang artinya benar2. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. bersabda: وَ الصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ yang bermakna “dalil”, bukti kesejatian dan kebenaran iman seseorang. Sedekah yang sifatnya umum itu bermuara pada zakat, zakat itu bagian dari sedekah. Sedekah ada yang mafrudhah dan ada yang muqaddarah atau yang ditentukan kadarnya (2,5%, 5%, 10%, atau 20%). Karenanya terdapat ayat yang disebutkan dalam Al quran tentang sedekah namun maknanya adalah zakat. Seperti dalam surat At Taubah ayat 60:
”Sesungguhnya sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang – orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya (riqab), untuk membebaskan orang yang berhutang (gharimin), fi sabilillah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.”
Dan disebutkan juga dalam surat At Taubah ayat 103:
“Ambillah dari sebagian harta orang kaya sebagai sedekah (zakat), yang dapat membersihkan harta mereka dan mensucikan jiwa mereka, dan do’akanlah mereka karena sesungguhnya do’amu dapat memberi ketenangan bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dan secara konotatif, kesejatian iman itu akan membawa kepada kesucian jiwa dan kebersihan harta serta pengembangan dari harta itu sendiri dan itu adalah makna daripada zakat. (Abhy Hikmatyar)
Leave a Reply