Jakarta – Menghabiskan masa tua dengan keluarga merupakan harapan bagi setiap orang. Namun tidak bagi Yati, di usia senjanya (65tahun) Yati harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Yati tinggal di kontrakan kecil seorang diri yang berada di daerah Kampung Patahunan Cileubut timur, Sukaraja, Bogor. 7 tahun yang lalu sang suami yang saat itu menderita lupa ingatan pergi meninggalkan rumah, dan tidak pernah kembali sampai saat ini. Setahun berselang, sang anak juga pergi tanpa kabar akibat terlilit hutang. Kemudian kedua anak perempuannya yang saat ini sudah berkeluarga pergi ikut suaminya tinggal di Bandung.
Tim IZI berkesempatan menemui Yati di kediamannya untuk menyalurkan amanah dari donatur IZI untuk membantu meringankan tunggakan kontrakan dan kebutuhan sehari-hari Yati. Sambil menahan haru, Beliau ucapkan rasa syukur Alhamdulillah atas bantuan yang telah ia terima, “Semoga berkah dan segala urusannya dimudahkan. Terima kasih banyak”. Ucap Yati. Tim IZI bertemu dengan Yati pada Jumat (19/01/2024)
Untuk terus menyambung hidup, setiap harinya Yati harus memilah dan mengumpulkan beragam sampah seperti botol plastik hingga kardus bekas untuk kemudian diberikan ke pengepul. Aktifitas ini dilakukan mulai pagi sampai dengan sore hari menjelang maghrib. Sebenarnya saat ini Yati juga mengidap penyakit jantung. Sempat ingin operasi untuk memasang ring namun Yati menolak dengan alasan dirinya sudah tua dan takut badannya sudah tidak kuat untuk menjalani tindak operasi.
“Walaupun ada BPJS, saya takut karena sudah tua. Apalagi ada biaya lain lain yang gak di cover BPJS, duitnya dari mana,” Ucap Yati. Walaupun sudah sepuh dan mengidap penyakit jantung, Yati mau tak mau harus tetap mencari rezeki dari mengumpulkan sampah-sampah botol plastik ataupun kardus disekitaran kediamannya di Kampung Patahunan, Cilebut Timur. Sampah botol plastik ataupun kardus yang didapat tidak langsung ditimbang pada hari yang sama, namun setiap satu minggu atau dua minggu sekali Yati akan menimbang hasil yang didapat di pengelolaan sampah. Biasanya ia akan mendapat Rp80.000,- per timbangannya.
Dari hasil uang yang terkumpul, biasanya hanya bisa dipakai untuk membeli makanan saja, itupun tidak banyak. Tak jarang Yati juga diberikan makanan lauk pauk dari tetangganya. Saat ini, Yati telah memiliki tunggakan kontrakan selama 6 bulan. Dengan keterbatasan fisik dan usia, Yati tetap berusaha bekerja semampunya dan tidak mau merepotkan orang lain.
Leave a Reply