Jakarta – Muhammad Rafkha arsyad, seorang anak berusia 3 tahun, kini tengah berjuang melawan Meningitis bakterialis, Epilepsi, dan Cerebral Palsy yang dialaminya sejak menderita demam tinggi. Awalnya, ia dibawa ke RS Adiyaksa, namun kondisinya tidak membaik hingga akhirnya harus dirujuk ke RSCM pada Desember 2024 lalu.
Sejak saat itu, Rafkha telah menjalani berbagai tindakan medis seperti CT Scan, MRI, dan EEG (rekam otak). Dalam seminggu, keluarganya harus bolak-balik ke RSCM sebanyak 3–4 kali demi pengobatan.

Kondisi ini menjadi tantangan berat bagi keluarga, terutama dalam memenuhi biaya transportasi dan obat-obatan yang tidak ditanggung BPJS. Salah satunya adalah obat Levetiracetam yang wajib dikonsumsi Rafkha, seharga Rp50.000 per 10 tablet dan hanya cukup untuk lima hari. Selain itu, biaya transportasi menuju rumah sakit bisa mencapai Rp150.000 sekali jalan, karena Rafkha yang bedrest tidak memungkinkan untuk menggunakan transportasi umum.
Ayah Rafkha bekerja sebagai seorang office boy dengan penghasilan Rp3.000.000 per bulan, sementara ibunya, sebagai ibu rumah tangga. Mereka tinggal di rumah kontrakan sederhana dengan biaya Rp1 juta per bulan, ditambah listrik Rp200 ribu. Untuk kebutuhan sehari-hari, keluarga sering kali harus mengandalkan bantuan dari kakek Rafkha, terutama saat penghasilan ayah tidak mencukupi.
Pada Jumat (29/8/25), Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) bersama Imani Livesaver Indonesia menyalurkan santunan pengobatan sebesar Rp800.000 untuk keluarga Rafkha. Dengan penuh haru, orang tua Rafkha menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepedulian tersebut. Mereka berharap, kebaikan para donatur dibalas oleh Allah SWT dengan keberkahan yang berlipat ganda.
Leave a Reply