Jakarta (30/5/25) – Duka mendalam menyelimuti keluarga Rully Setiawan dan Iin Marlina. Cucu semata wayang mereka, Muhammad Rizki Ramadhan, telah berpulang ke pangkuan Ilahi di usia yang masih sangat belia—13 bulan. Rizki bukanlah bayi biasa. Sejak dilahirkan, ia sudah harus berjuang keras untuk bernapas. Tubuh mungilnya lemah, namun semangat hidupnya begitu kuat. Ibunya telah lama tanpa kabar, Rizki diasuh penuh cinta oleh sang nenek, Iin, di sebuah kontrakan sempit di wilayah padat penduduk di bilangan Papanggo, Tanjung priok Jakarta Utara. Sementara sang ayah, yang masih tinggal bersama, bekerja siang dan malam sebagai penjual kopi keliling di kawasan Terminal Tanjung Priok demi menghidupi keluarga kecil mereka.

Sejak lahir, Rizki menjalani berbagai pengobatan intensif di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Namun karena tidak memiliki jaminan kesehatan BPJS, keluarga harus menanggung beban biaya pengobatan yang terus membengkak hingga mencapai Rp47 juta. Jumlah itu masih tertunggak hingga hari ini, dan pihak rumah sakit memberikan kelonggaran kepada pihak keluarga untuk membayarkan secara cicil sebesar 500 ribu setiap bulanannya, menjadi beban berat di tengah duka.
Siang itu, tubuh mungil Rizki tiba-tiba melemah. Napasnya kembali berat. Nenek Iin yang selalu setia mendampingi tanpa ragu membawanya ke Rumah Sakit Islam Jakarta yang tak jauh dari kontrakannya. Tapi takdir berkata lain. Setelah mendapat tindakan medis, Rizki tak lagi mampu bertahan. Ia menghembuskan napas terakhirnya di pelukan sang nenek tercinta.

Namun, duka keluarga belum berhenti di situ. Proses pemulangan jenazah Rizki ke rumah harus tertahan karena adanya biaya administrasi yang belum terselesaikan sebesar Rp447.000. Dalam kondisi yang begitu genting, bantuan dari IZI bersama Donatur Paragon Corp datang menjadi cahaya di Di tengah duka yang mendalam. Seluruh tunggakan administrasi rumah sakit Rizki dilunasi, dan jenazahnya diantar ke rumah di daerah Papanggo Tanjung Priok Jakarta utara oleh Ambulans Jenazah IZI.
Sang kakek kini masih mencari keberadaan ayah Rizki yang sedang berjualan tanpa membawa ponsel. Dengan air mata yang tak mampu dibendung, Iin menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan mendalam kepada semua pihak yang telah membantu. “Kami tidak bisa membalas kebaikan ini, tapi semoga Allah yang membalas dengan pahala yang lebih besar,” ucapnya lirih.
Leave a Reply