JAKARTA (20/6/2023) – Daffa Hamizan merupakan seorang bayi berusia 8 bulan. Ia merupakan anak ke-4 dari pasangan Ibu Dewi Julianda (36 th) dan Bapak Syaron (36 th) yang tinggal di Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Daffa sempat mengidap Penyakit Jantung Bawaan (PJB) sejak usia 3 bulan. Awalnya ia mengalami batuk-pilek dan sudah berkali-kali berobat ke Puskesmas namun tak kunjung membaik. Orangtuanya berinisiatif berobat ke RS Jagakarsa dan saat itulah Daffa didiagnosa PJB.
Setelah dirujuk ke RSAB Harapan Kita, bulan Februari lalu Daffa mendapat tindakan operasi. Setelah itu menjalani perawatan hampir 1 bulan lamanya. Setelah menjalankan operasi kondisi jantung Daffa makin hari makin membaik namun harus tetap kontrol setiap bulannya.
Beberapa hari lalu Daffa kembali dirawat di RSAB Harapan Kita akibat infeksi usus. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya harus mengonsumsi susu khusus dan dibantu Selang Nasogastrik atau NGT (Nasogastric Tube). Menurut ibunya, ada kebocoran pada tabung yang mengalirkan susu ke NGT.
Dikutip dari www.sardjito.co.id, jangka waktu pemasangan selang NGT hanya selama 7 hari, setelah itu selang harus diganti. Selang NGT berbahan silikon lebih lentur dan memiliki kelebihan dapat digunakan lebih lama rata-rata hingga 1-3 bulan pemasangan.
NGT itu perlu diganti, namun karena keterbatasan ekonomi orang tua Daffa masih menggunakan yang lama. Seusainya dirawat ada beberapa obat yang perlu ditebus, namun lagi-lagi karena keterbatasan ekonomi, orang tua Daffa belum mampu menebus obatnya.
Daffa beserta ayah dan ibunya tinggal di rumah peninggalan orangtua di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Rumah tersebut ditempati bersama keluarga dari kakak Ibu Dewi. Ukurannya tidak terlalu luas dimana Daffa dan orangtuanya menempati satu kamar untuk beristirahat.
Nafis (5 th), anak pertama Bu Dewi tahun ini akan memasuki TK. Sedangkan anak kedua dan ketiganya merupakan anak kembar yakni Safana (3 th) dan Safina (3 th). Bulan lalu Safina divonis mengidap TB Paru yang sampai saat ini belum diketahui awal tertularnya dari mana.
Kondisi tersebut sangat berpotensi untuk Daffa dan saudara lainnya tertular TB Paru juga. Keterbatasan ekonomi Bapak Syaron dan Ibu Dewi mengakibatkan keluarga ini kesulitan untuk merawat kedua anaknya yang sakit.
Pak Syaron bekerja di salah satu perusahaan pengelola parkir dengan penghasilan dibawah UMR. Sedangkan sang istri, hanya ibu rumah tangga yang sesekali membantu perekonomian keluarga dengan berjualan keripik keliling.
Penghasilan keduanya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya mulai dari diapers, obat, dan makanan dengan gizi yang seimbang untuk mendukung kesembuhan anaknya.
Tim IZI bersama ROHIS RSAB Harapan Kita memberikan sejumlah bantuan kesehatan kepada Adik Daffa. Saat ditemui di kediamannya, Bu Dewi merasa sangat bersyukur mendapat bantuan tersebut.
“Terimakasih banyak kepada IZI dan ROHIS RSAB Harapan Kita atas bantuannya untuk kesehatan Daffa anak saya,” tutur Bu Dewi menutup perjumpaan kami sambil menggendong Daffa.
Leave a Reply