Jawa Tengah – Hari Arafah bukan hanya milik jemaah yang berdiri di Padang Arafah, tapi juga milik para penuntut ilmu yang berpuasa di balik dinding pesantren. Di Semarang, pada Kamis (6/6/25) kami menyalurkan 418 paket berbuka puasa—ifthar dan takjil—kepada para santri di delapan pondok pesantren. Ini bukan sekadar logistik, tetapi bentuk cinta yang dikemas dalam rasa syukur.

Penyaluran dilakukan ke Ponpes Sunan Bonang, Ponpes Nurus Shomad, Ponpes Darul Hijrah, Ponpes Nurul Huda, Ponpes Darul Falah, Ponpes Khosyatillah, Ponpes Wathonul Quran, dan Ponpes Nurul Mursyid. Masing-masing pesantren menerima bagian dari kepedulian ini—bukan dalam jumlah besar, tetapi dalam niat yang tulus. Sebab kami percaya, satu kotak makanan yang sampai di tangan santri bisa menjadi bagian dari jawaban doa mereka di hari paling utama sebelum Idul Adha.
Di balik pintu-pintu pesantren itu, kami menjumpai wajah-wajah tenang yang tetap bersinar walau lelah menahan lapar. Santri-santri yang memaknai hari Arafah dengan zikir dan doa, kini membatalkan puasanya dengan apa yang kita salurkan bersama. Tidak ada sambutan mewah, hanya senyum dan lirih doa, yang justru menjadikan momen ini penuh makna.

“Kami tidak ingin disebut dermawan. Kami hanya perpanjangan tangan dari mereka yang ingin kebaikannya sampai ke tempat yang tepat. Dan kami percaya, pondok pesantren adalah salah satu tempat terbaik untuk menitipkan keberkahan. Mereka tidak hanya menjaga ilmu, tapi juga menjaga nilai yang kini mulai rapuh di luar pagar pesantren.” Ujar Muhamad Lukman Hakim Kepada Divisi Mulia Inisiatif IZI Jateng.
Terima kasih kepada donatur IZI Jateng atas program ifthar dan takjil puasa arafah semoga berkah selalu. Ucap Nining Santri Putri Darul Hijrah.
Leave a Reply