JAWA BARAT – (Bandung) Risha Zaina Shafana (1,5 tahun) merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara . Risha lahir di Tasikmalaya, 29 Januari 2021 dari pasangan bapak Aris Nurisman dan ibu Iin Hartini (28/07/2022)
Begitu banyak rintangan pada saat Risha masih dalam kandungan, karena keadaan pada saat itu pandemi sehingga bu Iin harus membantu suami bekerja untuk menambah biaya kehidupan sehari-hari.
Lelah tak pernah dirasakan bu Iin, sampai pada usia kehamilan 6 bulan mengalami pecah ketuban sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Dengan keadaan yang cukup darurat dokter menyarankan bahwa janin dalam kandungan harus segera di lahirkan. Dengan beberapa upaya Alhamdulillah akhirnya lahir bayi Risha dengan berat 980 gram. Karena usia kehamilannya hanya 6 bulan sehingga bayinya di kategorikan kedalam bayi prematur.
Segera setelah lahir, Risha harus mendapatkan perawatan intensif di ruang nicu selama 3 bulan lamanya untuk pematangan organ tubuh dan pembersihan usus karena terdapat banyak bakteri.
Bagai tersambar petir, setelah mendapat penjelasan dari dokter ternyata Risha di diagnose sindrom treacher collins yaitu kelainan bawaan yang disebabkan oleh mutasi gen yang berpengaruh kepada tulang rangka wajah dan tengkorak bayi. Kemudian Risha juga mengalami kista di bagian mata yang menutupi bola matanya.
Begitu banyak sekali rangkaian pengobatan yang harus Risha jalani, setiap hari ia harus minum vitamin serta susu formula untuk membantu pertumbuhannya. Selama ini kondisi Risha selalu dalam pantauan dokter spesialis anak, pada usia 14 bulan dokter menyarankan untuk berobat ke fasilitas yang lebih lengkap di Rumah Sakit Rujukan di Bandung.
“Pada saat itu saya tidak tahu bahwa di Bandung ada IZI Jawa Barat jadi sering sekali saya mondar-mandir Tasikmalaya-Bandung menggunakan kendaraan umum. Setelah diberitahu satpam Alhamdulillah saya di arahkan ke IZI Jawa Barat. Tak lama setelah bersama IZI Jawa Barat, Risha mendapat panggilan untuk operasi mulut dan Alhamdulillah berjalan lancar.
Saat itu operasi mulut Risha berjalan dengan lancar, dan kondisi wajahnya sudah jauh lebih baik. Namun 3 bulan pasca operasi kondisi jahitan di samping mulutnya masih belum kering dan bernanah. Dokter menyarankan untuk kembali ke rumah sakit rujukan untuk penanganan lebih lanjut. Namun karena terbentur dengan biaya pengobatan serta biaya operasional ke RS rujukan tak sedikit, akhirnya memilih ditangguhkan dan beralih ke RS daerah dengan pengobatan seadanya.
“Sebagai seorang ibu melihat kondisi Risha saat ini amat sangat sedih. Saya tak bisa berbuat banyak, karena untuk makan sehari-hari saja sangat sulit. Suami biasanya kerja setiap hari jadi buruh di tempat konveksi, sekarang paling dalam seminggu cuma 2 hari kerjanya. Dulu saya bisa bantu suami kerja jualan cemilan anak-anak, semenjak Risha lahir sudah tak berjualan lagi. Penyakit yang dialami Risha ternyata berdampak pula pada perkembangan motoriknya. Pertumbuhannya sangat terlambat dibandingkan dengan anak-anak ke usiaanya. Pedih sekali hati saya sebagai seorang ibu yang melahirkan risha, saya ingin sekali risha tumbuh menjadi anak normal seperti kakak-kakaknya”. ujar ibu Iin.
Ucapan terimakasih kepada Donatur IZI atas bantuan pengobatan untuk Risha, dan kebutuhan penunjang berupa susu formula dan pempers. Bantuan ini sangat bermanfaat untuk kami semoga Allah membalas semua kebaikan para Donatur. Alhamdulillah atas bantuan dari IZI Risha bisa melakukan pengobatan dan kontrol secara rutin ke RSHS, kami sangat terbantu dalam kebutuhan operasional menuju ke RS dan juga kebutuhan lainnya. Semoga diberikan kelancaran dalam proses pengobatannya karena masih harus menjalani beberapa serangkaian pengobatan. Harapannya Risha bisa sembuh, sehat dan tumbuh menjadi anak kebanggaan orangtua, tutur Aris Ayah Risha.
Berzakat, infak dan sedekah IZI melalui program-program unggulan memiliki tujuan yaitu memudahkan dan meringankan keluarga yang membutuhkan. Kami berkomitmen agar semakin banyak keluarga yang terbantu khususnya dalam program kesehatan.
Leave a Reply