Semarang – Fariz (19), pemuda asal Pekalongan, kini tengah berjuang melawan kanker otak yang mengharuskannya menjalani radioterapi sebanyak 25 kali di RSUP DR Kariadi Semarang. Sebelum sakit ini, Fariz sempat mengalami katarak di kedua matanya hingga menjalani operasi, namun penglihatannya tidak kembali normal sepenuhnya.
Menjelang kelulusan SMA, Fariz sempat jatuh dan mengalami patah di bagian kaki, anehnya tanpa rasa sakit sedikit pun. Setelah menjalani pemeriksaan lebih lanjut (MRI), ditemukan tumor di bagian tulang belakang, tengkuk, hingga otaknya.
Sejak saat itu, kehidupan Fariz berubah total. Perlahan, fungsi tubuhnya menurun drastis. Pendengarannya kini hilang sepenuhnya, kemampuan bicara dan menelannya semakin sulit, penglihatannya semakin kabur, hingga kaki yang melemah sehingga ia harus menggunakan kursi roda. Fariz juga harus memakai kateter setiap hari untuk membantu buang air kecilnya. Meski kondisinya terus menurun, Fariz tetap bertahan dan mengikuti setiap proses pengobatan dengan sabar.

Dalam pengobatan di Semarang, Fariz tidak sendiri. Ia didampingi oleh ayahnya, Surono (44), yang rela berhenti bekerja merantau sebagai penjahit dan permak jeans di Tangerang demi menemani Fariz menjalani pengobatan. Surono meninggalkan istri dan anak bungsunya yang masih berusia 12 tahun di kampung halaman demi fokus mendampingi Fariz selama menjalani proses terapi sinar yang panjang.
Surono merasa sangat bersyukur karena telah diizinkan tinggal di Rumah Singgah Pasien (RSP) IZI Jateng – Adira Finance Syariah selama mendampingi putranya. “Alhamdulillah, kami dibantu tempat tinggal dan dibantu banyak hal di sini. Terima kasih sekali sudah membantu kami,” ujar Surono dengan mata berkaca-kaca. Ia berharap Fariz bisa kembali sembuh, agar dapat melanjutkan cita-citanya dan kembali pulang ke Pekalongan dalam keadaan sehat. (RSPIZIJTG)
Leave a Reply